Jakarta – Sejumlah lembaga di Amerika Serikat (AS) disebut bingung menentukan nasib Honor. Ini terkait penempatan perusahaan apakah akan diletakkan di daftar hitam (blacklist) Amerika Serikat (AS).
Informasi ini berdasarkan laporan The Washington Post. Disebutkan lembaga seperti Pentagon dan Departemen Perdagangan tidak bisa memutuskan masalah tersebut.
Menurut laporan itu, petinggi dari Departemen Perdagangan, Departemen Luar Negeri dan Departemen Energi bersama dengan Pentagon telah melakukan pertemuan minggu lalu.
Namun pertemuan itu menghasilkan pendapat yang berbeda. Pentagon dan Departemen Energi ingin menjebloskan Honor ke dalam daftar hitam dan di sisi berseberangan ada Departemen Perdagangan dan Departemen Luar Negeri, dikutip dari The Verge, Selasa (21/9/2021).
Jika masuk dalam daftar hitam maka Honor tidak bisa mendapatkan ekspor teknologi AS tanpa lisensi. Contohnya tidak mendapatkan lisensi Android dari Google sehingga tak ada akun Google, Gmail, YouTube, Play Store hingga Maps yang dalam ponsel.
Dorongan untuk memasukkan Honor ke dalam daftar yang sama dengan Huawei diungkapkan oleh Michael McCaul, anggota kongres AS. Dia bersama dengan pembuat aturan lain meminta Sekretaris Departemen Keuangan, Gina Raimodo memasukkan Honor ke dalam daftar hitam serta menuding penjualan perusahaan oleh Huawei untuk ‘menghindari kontrol ekspor’.
Sebagai informasi, Huawei meluncurkan Honor di China pada 2013 lalu. Saat itu Honor disiapkan untuk berkompetisi melawan perusahaan seperti Xiaomi.
Berselang tiga tahun kemudian, Huawei mengumumkan Honor 8 akan diluncurkan di AS. Ini menjadi tes pasar apakah perusahaan bisa membawa kesuksesan besar seperti yang terjadi di China untuk pasar negara lain.
Namun nasib buruk Huawei dimulai pertengahan tahun 2019. Saat itu pemerintahan Donald Trump menyebut raksasa teknologi asal China sebagai ancaman keamanan nasional.
Berikutnya, Chief Finance Officer (CFO) Huawei Meng Wanzhou juga dituduh melakukan penipuan dan menunggu ekstradisi di Kanada.
Ini juga berujung dengan penjualan Honor pada akhir tahun lalu. Penjualan dilakukan pada 30 agen dan dealer bernama Shenzhen Zhixin New Information Technology.
Lepas dari Huawei, Honor mengumumkan ponsel flagshipnya dan dirilis pertama kali di China. Setelah itu akan diluncurkan secara global.
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )