Daftar Isi
Jakarta, Dexpert.co.id – Ratusan pager meledak di Lebanon pada Selasa (17/9) waktu setempat. Insiden ini menyebabkan ribuan orang terluka dan 9 korban meninggal dunia.
Lantas, kenapa kelompok bersenjata Hizbullah asal Lebanon masih menggunakan pager? Dilaporkan WSJ, Rabu (18/9/2024), Hizbullah menyadari kelemahan jaringan komunikasinya sejak konflik dengan Israel meluas.
Pada Februari 2024, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menginstruksikan pasukannya untuk berhenti menggunakan smartphone. Sebab, Israel dikatakan bisa menarketkan smartphone mereka untuk melancarkan aksi mata-mata.
Untuk itu, pejabat Hizbullah mengatakan para pasukan memutuskan menggunakan pager. Lantas apa itu pager?
Sejatinya pager merupakan alat komunikasi lawas yang popularitasnya sudah menurun sejak ponsel mulai marak digunakan.
Perangkat tersebut menampilkan pesan teks pendek untuk pengguna yang kemudian disampaikan melalui telepon operator pusat.
Tidak seperti telepon seluler yang mengirim dan menerima data lewat internet, pager bekerja pada gelombang radio khusus. Operator mengirimkan pesan melalui frekuensi radio yang unik untuk setiap perangkat pager.
Masih Digunakan Industri Kesehatan
Namun, pager sejatinya masih luas digunakan untuk industri kesehatan. Rumah sakit dan dokter dikatakan masih menggunakan pager untuk menyampaikan pesan darurat saat melakukan operasi.
Pager digunakan untuk berkomunikasi antar tim medis ketika membutuhkan alat tambahan. Pasalnya, pager bisa menjangkau lokasi-lokasi yang tak menyediakan jaringan seluler. Pager juga merupakan perangkat yang memiliki ketahanan baterai tahan lama.
Di Amerika Serikat (AS), sekitar 2.200 rumah sakit masih menggunakan pager, menurut perusahaan penjual perangkat tersebut, Spok, yang berbasis di Texas.
Pada Juni tahun ini, Spok menjual sekitar 747.000 perangkat pager di AS dan Australia. Pager diproduksi secara eksklusif untuk perusahaan.
Secara umum, pager sebenarnya lebih aman dari mata-mata. Namun, menurut profesor Ilmu Komputer dan Keamanan Siber di Syracuse University, Vir Phoha, peretas bisa menjadikan pager tertentu sebagai alat ledak dan mengontrolnya secara remot.
Namun, tak semua model pager bisa dijadikan alat ledak. Umumnya, pager semestinya aman.
“Bukan sembarang pager,” kata dia.
CEO Errata Security mengatakan ada kemungkinan hacker membuat baterai di dalam pager meledak dengan menyematkan kode berbahaya. Namun, metode ini sejatinya sangat menantang.
Hacker perlu mengetahui model spesifik pager dan efeknya bisa meledak dahsyat.
Skenario lainnya, Graham mengatakan bisa saja pengapalan pager oleh manufaktur yang dipesan tersadap di tengah jalan. Lantas, bahan peledak dimasukkan ke dalam perangkat beserta kode berbahayanya.
Hizbullah dan pemerintah Lebanon menyalahkan Israel atas insiden yang mematikan tersebut. Namun, hingga kini Israel belum memberikan komentar.
Hizbullah mengatakan sejumlah pager yang digunakan para anggotanya meledak secara simultan pada sore pukul 3.30 pm waktu setempat. Saat insiden terjadi, tak diketahui pemicunya. Namun, ledakan terjadi di area-area yang padat dengan kehadiran Hizbulllah.
Pejabat Hizbullah mengatakan banyak pasukan yang merasa pager mereka memanas dan tiba-tiba meledak.
(fab/fab)