Close Menu
Dexpert
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Dexpert
    • Jasa Website
    • Referensi
    • Portofolio
    • Merchandise
    • Blog
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Dexpert
    Home»Insight News»AS Kembali Pelototi Raksasa Teknologi, Ada Apa Mr Biden?
    Insight News

    AS Kembali Pelototi Raksasa Teknologi, Ada Apa Mr Biden?

    Ardhian ValqaBy Ardhian Valqa24 September 2021Updated:27 September 2021Tidak ada komentar2 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Jakarta – Ketua Federal Trade Commission (FTC) Lina Khan mengungkapkan pihaknya menyoroti pada adanya dominasi struktural oleh perusahaan besar dan ketidakseimbangan kekuatan. Dia juga menyoroti banyak konsolidasi usaha yang terjadi belakangan ini.

    FTC memfokuskan upayanya dan menyesuaikan pendekatan strategis untuk menangani masalah yang diciptakan oleh teknologi generasi mendatang, inovasi, dan industri yang baru lahir lintas sektor. Tanpa menyebut nama Amazon, Apple, atau Facebook, prioritas Khan untuk FTC menandakan bahwa raksasa teknologi tersebut kemungkinan akan menghadapi pengawasan yang lebih ketat darinya.

    Khan mengungkapkan FTC harus mengambil pendekatan holistik untuk mempertimbangkan pelanggaran antimonopoli, yang dapat terbukti berbahaya bagi bisnis dan pekerja independen serta konsumen.

    “Model bisnis yang memusatkan kontrol dan keuntungan sementara mengalihdayakan risiko, kewajiban, dan biaya juga memerlukan pengawasan khusus, mengingat hubungan yang sangat asimetris antara perusahaan pengendali dan entitas yang bergantung dapat disalahgunakan,” tulis Khan dalam memonya, dilansir dari The Verge, Jumat (24/9/2021).

    Dia menginginkan penegakan yang dilakukan FTC fokus pada akar masalah dan perilaku melanggar hukum seperti konflik kepentingan, model bisnis, atau dominasi struktural. Konsep dominasi struktural adalah tema akrab bagi Khan.

    Ketika di Yale, dia menulis sebuah makalah tentang pendapatnya bagaimana Amazon telah berhasil menghindari undang-undang monopoli sampai-sampai kekuatan strukturalnya memberinya pengaruh besar di seluruh perekonomian. Dalam makalah itu, Khan juga mengecam cara investor bersedia mendanai pertumbuhan predator.

    Dalam memonya, dia juga menyerukan peran pertumbuhan ekuitas swasta dan kendaraan investasi yang caranya dapat mendistorsi insentif biasa. Hal ini pun menurut Khan bisa memicu persaingan tidak sehat. Khan juga menyebutkan hubungan yang sangat asimetris antara perusahaan pengendali dan entitas yang bergantung bisa kapan saja disalahgunakan.

    “Penelitian mendokumentasikan bagaimana gatekeeper dan perantara yang dominan di seluruh perekonomian dapat menggunakan posisi pasar kritis mereka untuk menaikkan biaya, mendikte persyaratan, dan melindungi serta memperluas kekuatan pasar mereka,” tulisnya.

    Khan ingin menemukan cara bagi FTC untuk memperkuat aturan soal merger untuk mengatasi konsolidasi yang merajalela, yang melahirkan dominasi yang telah dimungkinkannya di seluruh pasar. Dia pun ingin mendalami bagaimana kontrak dapat melanggengkan metode persaingan yang tidak adil atau praktik yang tidak adil, bahkan penipuan.

    Dia juga menyebut perjanjian nonkompetisi dapat membatasi pekerja sebagai contoh kontrak yang tidak adil. Khan mencontohkan Apple, yang dikritik karena membatasi seberapa banyak pengguna dapat memperbaiki perangkat Apple yang mereka miliki.

    “Konsumen, pekerja, pewaralaba, dan pelaku pasar lainnya berada pada kerugian yang signifikan ketika mereka tidak dapat bernegosiasi secara bebas mengenai syarat dan ketentuan,” tulis Khan.

    [Dexpert.co.id]

    (rah/rah)



    Techno for life Teknologi Informasi
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Ardhian Valqa

    Related Posts

    Ramai-Ramai Perusahaan Getol Pakai AI, Tak Peduli Anggarannya Meledak

    25 Januari 2025

    Kejadian Langka Parade Planet, 2 Zodiak Ini Mohon Waspada

    25 Januari 2025

    Kanguru Raksasa Punah Bikin Penasaran, Begini Temuan Terbaru Para Ahli

    25 Januari 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Tim Kerja
    • Kontak
    • S & K
    • Privasi
    © 2025 - Dexpert, inc.

    PT Dexpert Corp Indonesia

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.