Jakarta, Dexpert.co.id – Meta, induk usaha Facebook, menghadapi tuntutan hukum dari Australia. Negara itu dituding mengizinkan iklan penipuan untuk menargetkan pengguna dengan dukungan palsu dari selebriti.
Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC) mengatakan iklan menggunakan algoritma Facebook. Iklan menargetkan pengguna rentan dan menampilkan kutipan palsu dari tokoh dari negara itu.
Identitas yang digunakan seperti mantan Perdana Menteri New South Wales Mike Baird, pembawa acara TV David Koch, dan pengusaha jutawan Dick Smith.
“Inti dari kasus kami adalah Meta bertanggung jawab atas iklan yang dipublikasikan di platformnya,” kata ketua ACCC Rod Sims, dikutip dari BBC, Sabtu (19/3/2022).
Tuntutan itu diajukan ke Pengadilan Federal Australia. Meta dituduh melakukannya secara gagal dan mencegah penipuan bahkan setelah selebriti mengajukan keberatan.
Iklan penipuan ini juga menelan korban. Salah satunya harus kehilangan hingga 650 ribu dolar Australia atau Rp 6,9 miliar.
“Dalam salah satu contoh yang mengejutkan, kami mengetahui seorang konsumen yang kehilangan lebih dari 650 ribu dolar Australia karena salah satu penipuan diiklankan secara salah sebagai peluang investasi di Facebook. Ini melakukan,” ucapnya.
Tuntutan hukum pada Meta bukan kali ini saja terjadi di Australia. Sebelumnya miliarder Australia, Andrew Forrest juga meluncurkan kasus kriminal terhadap Meta.
Ini dilakukan Forrest karena iklan palsu menggunakan gambarnya. Dia menuding Meta melakukan pelanggaran undang-undang anti pencucian uang.
Sementara itu kasus yang diajukan ACCC mengenai dugaan pelanggaran undang-undang konsumen atau tindak pengaturan terpisah.
[Dexpert.co.id]
(npb/npb)