Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menargetkan migrasi siaran tv analog ke digital sudah terjadi pada 2 November 2022. Migrasi ini punya keuntungan bagi anak.
Direktur Penyiaran Direktorat Jenderal PPI Kementerian Kominfo Geryantika Kurnia mengatakan tv digital tidak ada bedanya dengan tv yang ada di rumah saat ini. Masih menggunakan antena yang sama dan tidak perlu beli tv baru. Layanan ini pun gratis atau tidak berbayar.
“Bedanya hanya set top box (STB) yang harganya hanya Rp 200 ribu hingga 350 ribu yang bisa didapatkan dengan mudah di marketplace hingga toko elektronik,” ungkap Geryantika dalam Talkshow Jatim Siap Analog Switch Off (ASO), dikutip Rabu (2/9/2021).
Geryantika menambahkan ada beberapa manfaat siaran tv digital yang bisa dirasakan masyarakat. Pertama, dapat menikmati siaran dengan gambar yang lebih jernih dan audio yang jelas selama terdapat sinyal. Ini berbeda dengan siaran tv analog yang biasanya terganggu jika ada hujan atau angin kencang.
Selain itu, pengguna tv digital bisa memanfaatkan electronic program guidance (EPG), di mana penonton bisa melihat jadwal acara atau sinopsis suatu film yang tampilkan suatu stasiun televisi.
“tv digital juga ramah anak. Orang tua bisa menggunakan parental lock. Jadi orang tua lihat dulu EPG dan lihat apakah acara televisi cocok atau tidak dengan anak. Kalau dirasa tidak cocok tinggal di-lock,” jelasnya.
Parental lock adalah software yang memungkinkan orang tua untuk mengontrol dan mengatur penggunaan televisi, internet, hingga komputer bagi anak-anak. Tujuannya adalah membatasi akses anak-anak dari konten yang tidak sesuai usia anak.
[Dexpert.co.id]
(roy/miq)