Jakarta, Dexpert.co.id – Peningkatan populasi ikan ‘belut vampir’ terjadi di beberapa danau Amerika Utara dan Kanada. Fenomena ini dimulai sejak pandemi Covid-19 menyerang dunia.
Ikan ‘belut vampir’ memiliki nama asli Sea Lamprey. Laporan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menyebutkan ikan parasit itu berkembang cepat di lima danau dalam Great Lakes, dikutip dari Science Alert, Minggu (23/7/2023).
NOAA melaporkan, belut vampir memangsa ikan trout, whitefish, perch, dan sturgeon. Bahkan, ‘belut vampir’ ini dapat membuat jumlah ikan trout yang bisa ditangkap berkurang drastis.
“Dalam satu abad, penangkapan ikan trout anjlok, sebagian besar karena perkembangbiakan Lamprey yang tidak terkendali,” kata NOAA.
Spesies itu sebenarnya dikendalikan oleh Great Lakes Fishery Commission bersama dengan US Fish and Wildlife Service dan Fisheries and Oceans Canada. Jumlahnya sempat berkurang hingga 90 persen di sebagian wilayah Great Lakes.
Namun, saat pandemi Covid-19, yakni sekitar 2020 dan 2021, pengelolaan spesies sempat terkendala. Akhirnya, populasinya mengalami peningkatan. Hingga kini belum diketahui jumlah peningkatan populasi.
Menurut laporan publikasi ilmiah non-profit, Undark Magazine, pengendalian Sea Lamprey bukan hal yang mudah.
Mereka yang bertanggung jawab mengontrol populasi hanya mampu mengerjakan 25 persen pada 2020, tetapi meningkat 75 persen pada tahun berikutnya.
Wired menuliskan, biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian tersebut tidak sedikit, yakni diperkirakan mencapai US$15 juta hingga US$20 juta atau sekitar Rp227,42 miliar hingga Rp 303,23 miliar per tahunnya.
Selain itu, diperlukan pestisida yang tepat waktu, yakni lampricide, untuk mengurangi populasi belut vampir tersebut.
(fab/fab)