Jakarta – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo ikut terlibat dalam presidensi G20 Indonesia mulai bulan November mendatang. Salah satu tugasnya berkaitan dengan kerja sama di bidang sistem pembayaran di era digital.
“Pandemi memunculkan digitalisasi semakin cepat di seluruh dunia termasuk Indonesia dan oleh karena itu, dua inisiatif di bank kesentralan mengenai ini, kerja sama mengenai digitalisasi sistem pembayaran antarnegara dan karenanya ini akan didorong yang sering disebut cross border payment,” kata Perry dalam konferensi pers, Selasa (14/9/2021
Pembayaran digital bertujuan agar ke depan sistem pembayaran secara luas bisa mengatasi berbagai permasalahan sehingga menurunkan biaya, mempercepat serta memperluas akses dan tentu dengan praktik pasar yang baik.
“Digitaliasi sistem pembayaran akan mendukung percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan,” ujar Perry.
Kerja sama sistem pembayaran di bank sentral mencakup juga inisiatif untuk bank-bank sentral mengeluarkan central bank digital currency (CBDC), termasuk rencana Indonesia untuk menerbitkan digital rupiah. Ada beberapa hal yang akan menjadi pembahasan.
“Pertama yakni bagaimana CBDC itu menjadi alat pembayaran yang sah dari suatu negara, ada negara yang menerbitkan sendiri ada yang pemerintahnya bekerja sama dengan swasta. Kemudian bagaimana CBDC tetap mendukung tugas-tugas bank sentral di moneter sektor keuangan sistem pembayaran dan melayani ekonomi,” kata Perry.
Kemudian bagaimana CBDC mendukung inklusi ekonomi dan keuangan, kerjasama di sistem pembayaran termasuk cross border payment dan CBDC. Selanjutnya inisiatif-inisiatif untuk pembiayaan berkelanjutan, bagaimana bisa mendukung ekonomi sektor riil yang lebih hijau serta sektor keuangan bisa mendukung inisiatif-inisiatif inklusi ekonomi dan keuangan khusus UMKM
“Dari sisi bank sentral dukungan akan diberi melalui sistem pembayan digital termasuk di Indonesia mendukung digitalisasi keuangan UKM melalui pembayaran digital seperti QRIS,” jelas Perry.
[Dexpert.co.id]
(Sumber: CNBC.com )