Jakarta, Dexpert.co.id – Sepanjang 6 bulan 2024, tercatat sudah lebih dari 90.000 pekerja mengalami PHK berasal dari 317 perusahaan teknologi global. Beberapa nama besar seperti Tesla, Amazon, Google, TikTok, Snap, dan Microsoft melakukan PHK sejak awal tahun.
Di Indonesia, Ancaman PHK startup disebut-sebut juga terimbas dari kian masifnya penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Rudiantara menilai PHK perusahaan industri teknologi global terjadi di perusahaan teknologi late stage sementara di Indonesia PHK terjadi di starup early stage, dimana penutupan startup masih jamak terjadi karena masih dalam tahap pengembangan bisnis.
Rudiantara meyakini kondisi bisnis startup semakin kuat dan stabil pasca pandemi covid-19. Hal ini tercermin dari lonjakan suntikan dana bagi startup.
Sementara Ketua Umum Asosiasi Startup Teknologi Indonesia (ATSINDO), Handito Joewono mengatakan PHK yang terjadi di startup tidak meresahkan karena terkait fokus dan ekspansi bisnis. Selain itu pemanfaatan AI juga berdampak ke pengurangan karyawan di satu sisi meski terdapat penambahan pegawai di bidang lain.
Handito justru mendorong pemanfaatan teknologi seperti AI untuk meningkatkan kinerja startup utamanya startup di bidang pengembangan produk digitalisasi seperti Internet of Things (IoT).
Seperti apa kondisi bisnis startup di tengah badai PHK dan masifnya pemanfaatan teknologi AI? Selengkapnya simak dialog Dina Gurning dengan Menkominfo 2014-2019 & Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Rudiantara dan CEO Arrbey & Ketua Umum Asosiasi Startup Teknologi Indonesia (ATSINDO), Handito Joewono dalam Profit, Dexpert.co.id (Selasa, 11/06/2024)