Jakarta – Selain e-commerce, Bukalapak terus mengembangkan business model online to offline dengan menggandeng mitra umkm, dengan nama Mitra Bukalapak.
Cakupan Mitra Bukalapak semakin luas dan sudah menjangkau bagian luar Jawa hingga Indonesia bagian Timur. Hingga akhir Juni 2021, Bukalapak telah memiliki 8,7 juta mitra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
CEO Buka Mitra Indonesia, Howard Gani mengatakan bahwa Mitra Bukalapak terus berupaya menghadirkan berbagai layanan maupun produk finansial bagi semua orang, terutama masyarakat unbanked dan underbanked yang memiliki keterbatasan akses.
“Sebagai platform online to offline terbesar di Indonesia, Buka Mitra Indonesia akan terus mengembangkan produk serta fitur finansial di Mitra Bukalapak,” kata CEO Buka Mitra Indonesia, Howard Gani saat Virtual Press Confrence, Kamis (9/9/2021).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa ada sederet layanan yang dihadirkan Mitra Bukalapak seperti pengisian dompet digital, yakni e-money. Dengan cara ini, masyarakat yang tidak memiliki akses ke rekening tetap bisa melakukan pengisian dompet digital semacam itu.
Mitra Bukalapak juga menawarkan produk digital dan melayani kebutuhan keuangan seperti jual beli pulsa, pembelian token listrik, hingga kirim uang. Serta barang-barang fast moving consumer goods (FMCG).
Khusus di kawasan daerah, transaksi membeli pulsa atau pembayaran tagihan cukup meningkat. Melalui warung Mitra Bukalapak, masyarakat bisa menjadi penjual offline beberapa kategori produk yang ada di Bukalapak seperti pulsa, paket data, kirim uang, setor tunai, token listrik, dan banyak lainnya.
Sebagai informasi, Mitra Bukalapak merupakan penjual offline dari produk di Bukalapak. Para Mitra Bukalapak dapat menjual produk fisik hingga produk virtual dan layanan lainnya.
[Dexpert.co.id]
(dob/dob)