Jakarta – Komisi Eropa mengusulkan perpanjangan periode skema pemantauan kontrol ekspor vaksin. Ini nantinya akan berpotensi membatasi ekspor vaksin Covid-19 dari blok tersebut.
Jika tidak diperpanjang, skema itu akan berakhir pekan ini. Belum jelas apakah 27 negara Uni Eropa (UE) akan mendukung proposal yang membutuhkan suara mayoritas. Jika diperpanjang, skema itu akan tetap berlaku hingga akhir tahun.
“Diskusi sedang berlangsung dengan negara-negara anggota, jadi kami tidak dapat berkomentar lebih lanjut,” kata juru bicara Komisi Eropa kepada Reuters, Senin (27/9/2021).
Skema ini telah diperpanjang dua kali setelah peluncuran awalnya pada akhir Januari lalu. Sebelumnya sempat ada kritik dari beberapa negara bagian yang lebih kecil di blok itu. Mereka menganggap skema tersebut tidak perlu dan dapat merusak daya saing blok tersebut.
Di bawah aturan UE, Komisi dapat mengajukan banding terhadap kemungkinan penolakan oleh pemerintah UE.
Komisi UE membentuk mekanisme di tengah krisis pasokan vaksin. Ini juga jadi upaya untuk mengekang ekspor oleh perusahaan farmasi yang dianggap tidak menghormati komitmen mereka dengan UE.
Mekanisme tersebut memungkinkan ekspor ratusan juta dosis vaksin Covid-19 yang dibuat di UE ke lusinan negara di seluruh dunia.
Skema ini juga telah secara resmi digunakan untuk memblokir satu pengiriman 250.000 dosis AstraZeneca ke Australia Maret lalu. Ini terjadi setelah perusahaan Anglo-Swedia tersebut memotong pasokan ke UE.
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )