Jakarta – Indonesia diketahui memang baru masuk ke era 5G. Peluncuran jaringan tercepat itu baru dilakukan pada Mei 2021 lalu. Sejauh ini baru ada tiga operator yang memiliki izin menggelar 5G secara komersial yaitu Telkomsel, Indosat Ooredoo dan XL Axiata.
Dalam blog resminya, Speedtest menuliskan menantikan perbaikan kecepatan dengan tersedianya jaringan cepat itu di tanah air. Terutama saat sejumlah negara menunjukkan 5G memberi kecepatan hingga 10 kali dari 4G.
“Namun tanpa adanya C-band yang saat ini dimanfaatkan atau siap dilelang, masyarakat Indonesia mungkin belum akan menikmati kecepatan 5G sangat cepat seperti mitra dagangnya Vietnam dan Korea Selatan,” kata pihak Speedtest, dikutip Senin (6/9/2021).
Menurut Speedtest, spektrum C-band Indonesia saat ini digunakan operator satelit. Ini berpengaruh dalam menghubungkan kota serta desa terjauh yang tidak dilayani oleh telekomunikasi darat.
Speedtest juga menuliskan kurangnya ketersediaan spektrum seluler di band 5G penting ini serta tantangan penting dalam co-eksistensi, Kementerian Kominfo juga telah berupaya mendorong penggunaan lebih efisien pada spektrum yang ada saat ini.
Salah satu yang terbaru adalah dengan memperbarui spektrum band 2,3 Ghz, Smartfren serta Telkomsel telah memperoleh blok pada lelang yang dilakukan beberapa waktu lalu. Band tersebut penting untuk meningkatkan kapasitas 4G dan mendukung layanan 5G.
Program analog switch off juga akan mengosongkan spektrum 700 Mhz. Spektrum itu disebut bisa mendorong cakupan seluler lebih baik lagi.
Omnibus Law juga mewajibkan adanya pembagian infrastruktur jaringan pasif. Dengan begitu bisa membantu penyediaan jaringan baru, serta mengizinkan perdagangan dan pembagian spektrum diantara operator.
Selain itu peluncuran 5G Indonesia yang lambat juga memiliki hal positif. Misalnya peralatan 5G yang akan jadi lebih murah serta pemintaan akan lebih besar khususnya saat perangkat juga menjadi lebih murah, ungkap Speedtest.
Pemerintah dan operator yang mendorong perluas akses 4G LTE ke wilayah desa dan terpencil, Indonesia juga memiliki banyak manfaat dari teknologi dengan biaya lebih rendah. Serta juga bisa mempersiapkan penyebaran peningkatan 5G di masa depan.
Namun Speedtest juga mencatat perluasan tersebut akan diminta saat tersedianya suplai. Operator harus mendorong permintaan dan regulator di Indonesia membantu penggantian ke 4G lebih mudah.
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )