Jakarta, Dexpert.co.id – Miliarder Elon Musk terjerat kasus penipuan terkait pembelian Twitter pada 2022 lalu. Karena hal tersebut, dia diminta bersaksi dalam penyelidikan yang dilakukan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS.
SEC dilaporkan menyelidiki soal dugaan penipuan sekuritas saat Musk membeli saham Twitter. Termasuk membangun saham dari pembelian terutang (leverage buyout), dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (13/2/2024).
Hakim federal Laurel Beeler menegaskan pihaknya berhak memanggil Musk. Sebab regulator keuangan memiliki kewenangan dan panggilan untuk pengadilan bersifat ‘pasti dan untuk mencari informasi yang relevan’.
Otoritas terkait dan Musk punya waktu satu minggu untuk menetapkan tanggal dan lokasi pemberian saksi.
Terkait hal ini, Musk dan pengacaranya Alex Spiro tidak segera menanggapi permintaan komentar. Juru bicara SEC menolak berkomentar karena di luar pengajuan publik soal masalah tersebut.
Akuisisi Twitter yang kini berganti nama menjadi X melewati banyak drama dan akhirnya diselesaikan pada Oktober 2022. Nilai kesepakatan akuisisi raksasa media sosial itu mencapai US$44 miliar.
Saat itu, Musk mengaku membeli Twitter bukan untuk meraup banyak uang. Namun disebutnya “demi kemanusiaan, yang saya cintai”.
Pembelian itu sempat membuat heboh. Karena sejumlah petinggi Twitter langsung dipecat setelah pembelian resmi dilakukan.
Salah satu yang ditendang Musk adalah Parag Agrawal yang kala itu menjabat sebagai CEO Twitter. Dua nama lain yang bernasib sama adalah Chief Financial Officer Ned Segal, dan Kepala Kebijakan dan Legal Vijaya Gadde.
Ketiganya, Musk mengatakan memberikan data menyesatkan soal jumlah pengguna dan akun palsu di Twitter.
Bukan hanya itu, pembelian Musk juga berdampak pada banyak pengiklan yang kabur dari platform tersebut. PHK besar-besaran juga dilakukan tak lama setelahnya.