Jakarta – Ericsson mengumumkan akan mengurangi operasi di China setelah mengalami penurunan penjualan yang cukup besar di salah satu pasar terbesar perusahaan. Perusahaan khawatir akan adanya balasan atas kebijakan Swedia memblokir penjualan peralatan 5G Huawei.
Swedia melarang Huawei menjual perangkat 5G sejak tahun lalu dan sejak itu Ericsson kehilangan perannya dalam putaran tender telekomunikasi di China. Ericsson merupakan perusahaan teknologi asal Swedia.
Chief Financial Officer Ericsson Carl Mellander mengatakan pendapatan Ericsson dari China turun menjadi 3% dari sebelumnya yang mencapai 10-11%. Perusahaan juga memprediksi bisnis di China akan mengalami kerugian secara tahunan pada tahun depan.
Masalah lain yang dihadapi Ericsson adalah soal kendala rantai pasokan global yang sudah terlihat. “Di akhir kuartal III kami mengalami beberapa dampak pada penjualan dari gangguan dalam rantai pasokan, dan masalah seperti itu akan terus menimbulkan risiko,” ujar CEO Ericsson Borje Ekholm seperti dikutip dari Reuters, Selasa (19/10/2021).
Carl Mellander menambahkan Ericsson tidak dapat mengirimkan hardware tertentu kepada pelanggan karena kekurangan chip ditambah dengan masalah logistik yang menyebabkan penurunan pendapatan.
Pada kuartal III-2021, pendapatan operasional yang disesuaikan (adjusted) Ericsson naik menjadi 8,8 miliar crown Swedia dari sebelumnya 8,6 miliar tahun lalu mengalahkan prediksi analis sekitar 7,85 miliar crown. Total pendapatan turun 2% menjadi 56,3 miliar crown.
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )