Jakarta – Facebook tiba-tiba mengeluarkan permintaan maaf kepada para penggunanya. Ini disebabkan software kecerdasan buatan media sosial itu yang bertanya apakah ingin menonton video tentang primata pada video berisi pria berkulit hitam.
Kepada The New York Times pada Jumat (3/9/2021), juru bicara Facebook mengatakan permintaan otomatis merupakan kesalahan yang tidak bisa diterima. Dia juga meminta maaf pada siapapun yang menganggap saran tersebut ofensif, dikutip NPR, Selasa (7/9/2021).
Facebook juga diketahui telah menonaktifkan fitur rekomendasi serta melakukan investigasi penyebab masalah tersebut. Namun sebagai informasi video itu sudah ada secara online lebih dari setahun.
Video itu diunggah Daily Mail pada 27 Juni 2020 berisi dokumentasi pria berkulit putih dan pria berkulit hitam merayakan ulang tahun. Pria berkulit putih juga diduga menelepon 911 dan berkata telah ‘dilecehkan oleh sekelompok pria kulit hitam’, lalu video terpotong ke bagian tidak terkait menunjukkan petugas polisi sedang menangkap penyewa berkulit hitam di rumahnya sendiri.
Salah seorang yang menemukan masalah ini adalah mantan karyawan Facebook, Darci Groves. Dia mengunggahnya dalam akun Twitter pada Kamis setelah seorang teman memberitahu soal kesalahan tersebut.
Groves juga membagikan tangkapan layar ‘terus lihat video mengenai primata?’. “Permintaan ‘keep seeing’ (terus melihat) tidak bisa diterima @Facebook,” tulisnya.
Dia menambahkan,”meski video sudah berumur lebih dari satu tahun, seorang teman mendapatkan permintaan ini kemarin. Teman-teman (di Facebook) tolong ekskalasikan. Ini mengerikan”.
Kesalahan yang sama juga pernah terjadi pada software pengenalan gambar milik Google tahun 2015. Saat itu foto orang kulit hitam diklasifikasikan sebagai ‘Gorilla’.
Atas insiden tersebut, Google langsung meminta maaf dan menghapus label gorilla, simpanse, dan monyet. Wired melaporkan kata-kata itu tetap disensor selama dua tahun kemudian.
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )