Jakarta – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan cara pemerintah untuk agar Indonesia tak hadapi gelombang ketiga Covid-19. Mulai dari memperkuat protokol kesehatan, deteksi 3T, mempercepat vaksinasi dan pelayanan di rumah sakit.
Untuk protokol kesehatan, deteksi 3T dan vaksinasi diarahkan untuk sisi hulu. Sementara untuk perawatan diperuntukkan bagi masyarakat yang sakit.
Pada protokol kesehatan, Budi menjelaskan salah satu yang dipersiapkan adalah platform Peduli Lindungi. Dia mengatakan website tersebut sudah diakses 40 juta kali.
“8 juta barcode yang digunakan seluruh orang Indonesia mengunjungi tempat publik dalam satu hari. Website dikunjungi 40 juta perhari,” kata Budi dalam konferensi pers perkembangan PPKM, Senin (20/9/2021).
“Contoh check in sistem airport langsung mencari datanya ke Peduli Lindungi. Paspor vaksin ke web PedduliLindungi. Sehari diakses lebih 50 juta kali. Baik lewat aplikasi dan website”.
Selain itu Budi menjelaskan presiden Jokowi mengarahkan PeduliLindungi bisa terhubung dengan aplikasi serupa di luar negeri.
Sementara itu untuk deteksi 3T pada pelacakan rata-rata sudah 10 kontak erat per kasus konfirmasi. Namun masih ada pekerjaan rumah untuk orang yang dilacak dapat dites, sejauh ini baru 50% yang dites.
Di sisi testing, Indonesia juga sudah mencapai 1,1 juta orang per minggu. Sementara arahan WWHO adalah 1/1000 penduduk per minggu.
“4 kali lipat standard WHO terus meningkat walaupun positivity rate di bawah tiga persen,” ungkapnya.
Dia menegaskan untuk memperkuat testing jadi akan cepat merespon jika ada yang positif. Meskipun dia mengakui banyak masyarakat khawatir dites karena takut ketahuan sakit.
Selain itu untuk vaksinasi sudah mencapai 125,7 juta dosis atau 10 juta peminggu. Dari jumlah itu 75 juta diberi dosis pertama dan 45 juta untuk dosis kedua.
Budi menyebut arahan presiden untuk mengejar provinsi yang masih kurang, Sumatera Barat dan Lampung untuk bisa mencapai 20%.
” Bapak Presiden juga minta agar ibu kota provinsi kalau bisa di bulan Oktober 70% mendapatkan suntik pertama. Dari 34% ada 7 yang sudah mencapai dosis pertama minimal 70%,” kata dia.
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )