Jakarta – Anggota parlemen menyebut para eksekutif Amazon bahkan pendirinya Jeff Bezos berpotensi melakukan kebohongan kepada kongres mengenai praktik bisnis perusahaan. Hal ini terkait laporan media Reuters.
Lima anggota Komite AS bahkan mengirimkan surat ke Amazon. Mereka menyampaikan laporan media tersebut dan artikelnya yang bertentangan dengan kesaksian dan representasi para eksekutif Amazon.
“Pelaporan ini menegaskan bahwa perwakilan Amazon menyesatkan Komite. Paling buruk, ini menunjukkan bahwa mereka mungkin telah berbohong kepada Kongres dalam kemungkinan pelanggaran hukum pidana federal,” tulis surat tersebut, dikutip dari BBC, Rabu (20/10/2021).
Sejak 2019, Komite Kehakiman DPR melakukan penyelidikan persaingan di pasar digital. Termasuk juga bagaimana Amazon menggunakan data penjual pihak ketiga dari platformnya, dan apakah perusahaan secara tidak adil menyukai produknya sendiri.
Sebelumnya Bezos dalam kesaksiannya mengatakan perusahaan melarang karyawan menggunakan data pada penjual individu untuk menguntungkan lini produk merek sendiri Amazon. Di sidang lain pada tahun yang sama, Penasihat Umum Asosiasi Amazon Nate Sutton mengatakan perusahaan tidak pernah menggunakan data tersebut untuk membuat produk bermereknya sendiri atau memanipulasi hasil pencariannya untuk keuntungan pribadi.
“Algoritma dioptimalkan untuk memprediksi apa yang ingin dibeli pelanggan terlepas dari penjualnya,” katanya.
Akan tetapi pernyataan ini bertentangan dengan penyelidikan yang dilakukan oleh Reuters berdasarkan ribuan halaman dokumen internal Amazon yang bocor ke kantor berita. Kantor berita tersebut menuduh bahwa, setidaknya di India, Amazon memiliki kebijakan rahasia untuk memanipulasi hasil pencarian untuk mendukung produk Amazon sendiri, serta menyalin barang-barang penjual lain.
Reuters juga mengklaim bahwa setidaknya dua eksekutif senior perusahaan mengetahui kebijakan tersebut. Selain dari Reuters, surat anggota parlemen tersebut juga mengutip cerita terbaru lainnya di Markup, Wall Street Journal, dan Forum Capitol tentang produk merek pribadi Amazon dan penggunaan data penjual.
Anggota parlemen memberikan tenggat waktu hingga 1 November untuk memberikan bukti yang menguatkan kesaksian dan pernyataan perusahaan sebelumnya.
Sementara itu, Juru Bicara Amazon mengatakan jika Amazon dan para eksekutifnya tidak menyesatkan komite. Penyelidikan yang dilakukan Reuters menyebut Amazon menyalin produk dan mencurangi hasil pencariannya di India untuk meningkatkan penjualan mereknya sendiri.
“Dan kami telah menyangkal dan berusaha memperbaiki catatan pada artikel media yang tidak akurat tersebut,” ungkapnya.
[Dexpert.co.id]
(sef/sef)