Jakarta– Perusahaan teknologi GoTo, yang merupakan merger antara Gojek dan Tokopedia, dikabarkan bakal menggelar IPO di Bursa Efek Indonesia pada Januari 2022. Target dana dari IPO ini mencapai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 43 triliun (kurs Rp 14.333).
“IPO-nya Januari 2022 dan nilainya tidak kurang dari US$ 3 miliar,” ujar seorang eksekutif yang mengetahui rencana tersebut kepada CNBC Indonesia, Kamis (30/9/2021).
Dengan rencana tersebut, GoTo akan menggunakan laporan keuangan Juni 2021 atau September 2021 untuk menggelar IPO. Bila menggunakan Juni 2021, maka rangkaian aksi korporasi ini harus sudah selesai maksimal Februari 2022.
Sejalan dengan IPO ini, regulator sedang merumuskan setidaknya dua aturan relaksasi, yakni multiple voting shares (MVS) dan private placement. “MVS Ini sudah diberlakukan di bursa lain seperti Nasdaq, jadi silahkan dikomparasi,” jelas sumber tersebut.
Sementara itu, untuk relaksasi private placement, menurutnya juga, tidak ada masalah karena kepentingan investor ritel tetap terlindungi. “Intinya tetap ada keterbukaan informasi setiap private placement agar investor ritel terlindungi,” ujarnya.
Aturan mengenai MVS memang sedang digodok oleh Otoritas pasar modal (OJK) bersama BEI guna mengakomodasi pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) perusahaan teknologi berstatus unicorn di pasar saham RI. MVS adalah suatu jenis saham yang memiliki lebih dari satu hak suara untuk tiap sahamnya.
Secara best practice, penerapan dual-class shares (dua kelas saham) dengan klasifikasi MVS di beberapa bursa global hanya dipegang oleh para founder (pendiri) yang bertindak sekaligus menjadi manajemen atau pihak kunci yang dapat memastikan keberlangsungan visi perusahaan ke depan dalam jangka panjang.
Sementara itu, relaksasi private placement diperlukan karena startup unicorn kerap mendapatkan suntikan modal baru baik dari pemegang saham existing maupun pemegang saham baru. Selama ini, aturan private placement atau penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) dibatasi maksimal 10% dari modal ditempatkan dan disetorkan penuh.
CNBC Indonesia sudah meminta konfirmasi kepada GoTo mengenai informasi IPO tersebut beserta jumlah target dana. Namun, belum ada respons dari pihak GoTo.
[Dexpert.co.id]
(dob/roy)