Jakarta – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah berkeyakinan sekolah tatap muka harus segera diselenggarakan. Sejalan dengan itu, pemerintah juga menyiapkan strategi agar sekolah tatap muka tidak menjadi kluster penularan Covid-19 terbaru.
Menurut dia, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi akan mengawal penerapan protokol kesehatan dan surveilans saat sekolah tatap muka.
Untuk penerapan surveilans, Kemenkes akan melakukan pengecekan secara acak di kabupaten dan kota. Proporsinya 30 sampel guru dan 20 sampe murid dilakukan pengetesan Covid-19.
“Minggu lalu kita sudah lakukan [pengecekan tersebut] memang ditemui positivity rate (tingkat infeksi Covid-19)pada kegiatan pembelajaran itu tetapi bisa dikendalikan,” ujar Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers digital di Jakarta, Senin (4/10/2021).
Budi Gunadi Sadikin menjelaskan pemerintah akan menutup sekolah yang menggelar tatap muka selama dua minggu jika positivity rate di sekolah tersebut 5%. Penutupan sekolah selama satu minggu jika positivity rate antara 1-5%.
“Bila positivity rate 1% maka satu kelas akan di karantina sementara yang lain tetap belajar tatap muka,” jelas Budi Gunadi Sadikin.
Bila positivity rate di bawah 1% maka mereka yang terinfeksi Covid-19 dan yang melakukan kontak erat akan dikonfirmasi.
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )