Jakarta, Dexpert.co.id – Jaringan 5G secara resmi sudah hadir di Indonesia sejak 2 tahun yang lalu. Namun, Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) menilai bahwa pengembangannya sangat lambat. Padahal ada konsekuensi yang harus dihadapi jika jaringan generasi kelima ini lambat untuk penerapannya.
“Pertama harapan untuk mendapat economic growth itu jadi beresiko ya,” kata Kepala Infrastruktur Telematika Nasional Mastel Sigit Jarot saat ditemui di Mastel 5G Summit 2023, di Jakarta, Kamis (21/9/2023).
Kedua, lambatnya perkembangan 5G dapat menghambat potensi inovasi. Sebab dengan hadirnya 5G, akan muncul use case inovasi baru di bidang teknologi.
“Ketika misalnya ini diperlambat, kesempatan berinovasi di situnya kan kurang,” tuturnya.
Selain itu, kesempatan mendapatkan penggunaan telepon yang lebih aman belum akan terwujud. Sebab menurutnya, jaringan 5G itu menjanjikan keamanan jaringan yang jauh lebih tinggi dibandingkan 4G atau sebelumnya.
“Tingkat keamanan komunikasinya jauh lebih tinggi dibanding sistem-sistem yg ada sebelumnya, walaupun potensi malware tetap ada,” jelasnya.
Belum lagi dari segi infrastruktur, dimana Indonesia jelas akan tertinggal jika tak kunjung melanjutkan penerapan 5G ini. Apalagi kalau ingin melanjutkan ke jaringan 6G.
“Saya ada dengar beberapa selentingan ‘udah nggak usah 5G, langsung aja 6G’. Ini pakai logika aja udah nggak masuk, kalau untuk melangkah satu langkah ke 5G aja berat, apalagi ke 6G gitu.” pungkasnya.
Artikel Selanjutnya
Miris! Internet RI Paling Lelet di Asia Tenggara
(fab/fab)