Jakarta – Ponsel terbaru besutan Apple, iPhone 13, dikabarkan akan dirilis pada akhir bulan September. Hal ini tentunya menjadi hal yang sangat dinantikan para penggemar Apple di seluruh dunia.
Meski begitu, ada permasalahan yang meliputi peluncuran flagship ponsel Apple ini. Dalam sebuah laporan Wall Street Journal disebutkan iPhone 13 mengalami ancaman serius yang dialami oleh dua produsen komponen ponsel itu.
Dua manufaktur yang bermasalah itu adalah Murata Manufacturing dan . Mereka menyuplai multilayer ceramic capacitors (MLCCs) atau komponen keramik mungil yang berfungsi untuk mengendalikan aliran listrik di dalam perangkat. Dalam satu smartphone, rata-rata ada lebih dari seribu MLCCs.
Mengutip dari pemberitaan Forbes, kedua pemasok itu terkena dampak lonjakan infeksi Covid-19 di seluruh Asia Timur.
Taiyo Yuden terpaksa beroperasi tanpa 40% karyawannya. Sementara Murata, produsen MLCC Filipina yang menyuplai 40% pasokan MLCC global, harus ditutup karena lonjakan kasus Covid FIlipina yang melonjak hampir 3 kali lipat.
Hal ini sebenarnya telah diketahui oleh Apple. Pada Juli, CFO Apple Luca Maestri mengatakan bahwa hal ini akan berakibat pada gangguan suplai iPhone dan iPad dalam kuartal depan.
“Kami memperkirakan kendala pasokan selama kuartal September lebih besar dari apa yang kami alami selama kuartal Juni. Kendala terutama akan berdampak pada iPhone dan iPad.”
Tak hanya itu, satu permasalahan baru muncul dari supplier terbesar Apple yaitu TSMC. TSMC mengatakan mereka akan menaikkan harga chip besutannya. Meski begitu, Apple kabarnya sebisa mungkin akan mencoba tidak menaikkan harga.
[Dexpert.co.id]
(tas/tas)