Jakarta – Lonjakan Covid-19 di California, Amerika Serikat telah melewati masa genting dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Sebelumnya ada kekhawatiran munculnya varian baru Covid-19 yang berpotensi lebih berbahaya. Para pejabat dan ahli mengatakan varian terbaru ini sebelumnya telah menarik perhatian publik yakni varian R.1 dan menimbulkan kekhawatiran.
“Ini adalah varian yang karena sifatnya, membuat orang khawatir. Tapi itu sudah padam,” kata Direktur Kesehatan Masyarakat Los Angeles County Barbara Ferrer, dilansir dari Los Angeles Times, Jumat (1/10/2021).
Dia menambahkan varian ini tampaknya tidak lagi beredar di Amerika Serikat. Sejauh ini ada 70 kasus varian R.1 telah diidentifikasi di seluruh California, menurut Departemen Kesehatan Masyarakat. Berdasarkan jumlah varian R1 yang rendah dalam catatan California yang tersedia, dengan begitu varian ini kemungkinan memiliki sirkulasi tingkat rendah di seluruh negara bagian.
“Varian R.1 pertama kali diidentifikasi di California pada Desember 2020 dan belum dilaporkan sejak Mei,” kata dia.
R.1 telah menimbulkan beberapa kekhawatiran karena menunjukkan karakteristik yang membuatnya lebih mudah menyebar atau berpotensi mengurangi kemanjuran vaksin yang sekarang digunakan. Meski demikian baik WHO dan CDC tidak mengklasifikasikan varian tersebut sebagai variant of concern (VoC) ataupun variant of interest (VoI).
Dua kategori tersebut menjadi sebutan yang menunjukkan tingkat kekhawatiran tentang dampak kesehatan yang berpotensi meluas. Varian R.1 mendapat perhatian yang signifikan pada bulan April, ketika menjadi subjek penelitian yang diterbitkan oleh CDC.
Varian ini banyak ditemukan di panti jompo di Kentucky di mana, meskipun 90% penduduk telah divaksinasi terhadap Covid-19, hanya 53% staf layanan kesehatan yang telah divaksinasi. Pihak berwenang melacak wabah itu ke petugas kesehatan yang tidak divaksinasi yang tampak sakit.
Vaksinasi masih dikaitkan dengan penurunan kemungkinan infeksi dan penyakit yang terlihat pada penyebaran panti jompo. Sementara 25% penduduk yang divaksinasi dinyatakan positif Covid-19 dan 75% penduduk yang tidak divaksinasi terinfeksi.
Sementara hanya 9% dari penduduk yang divaksinasi mengembangkan penyakit simtomatik, 63% dari penduduk yang tidak divaksinasi mengalaminya. Tetapi masih perlu dicatat bahwa 25% penduduk yang divaksinasi terinfeksi, seperti halnya 7% dari penyedia layanan kesehatan yang divaksinasi membuat kekhawatiran tentang potensi penurunan kekebalan protektif terhadap R.1.
Varian Delta telah menyumbang sebagian besar infeksi baru California. Selama tiga bulan terakhir, setidaknya 92,5% dari semua kasus virus corona yang dianalisis adalah varian Delta.
“Satu jenis virus dapat mendominasi, dan itulah yang kami lihat dengan Delta, dan itu mengesampingkan yang lainnya,” kata Ferrer.
R.1 tidak banyak tercatat di California atau secara nasional meski sebelum varian Delta menyebar. Dua varian lainnya, Lambda dan Mu tampaknya memiliki nasib yang sama dengan varian R.1. Keduanya memicu kekhawatiran karena mereka telah bermutasi dengan cara yang dapat membuat vaksin dan perawatan menjadi kurang efektif, tetapi mereka telah memudar saat Delta terus menyebar.
[Dexpert.co.id]
(rah/rah)