Jakarta – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi Dalam acara Digital Technopreneur Fest dan Technopreneur Campus FORBIS 2021, Jumat (19/11) pekan lalu, menyebutkan bahwa perusahaan rintisan atau startup yang masuk ke dalam kategori unicorn di Indonesia lebih banyak dikuasai oleh Singapura.
Lutfi mengatakan Indonesia boleh bangga ada Gojek dan Tokopedia. Namun penguasa unicorn-unicorn itu yang terbesar adalah Singapura.
Lalu apakah pernyataan Menteri Perdagangan tersebut sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan?
Jawaban pastinya mungkin akan jauh lebih kompleks, akan tetapi apa yang dikatakan Mendag tidak dapat dikatakan salah juga, mengingat terdapat beragam fakta yang mendukung pernyataan tersebut.
Berikut Tim Riset CNBC merangkum beberapa fakta terkait masuknya Singapura sebagai pemain utama di pasar digital, perusahaan rintisan dan unicorn RI.
Singapura Rajin Investasi Digital di Indonesia
Singapura memang merupakan negara paling kecil di Asia Tenggara, akan tetapi jaringan bisnis dan investasinya menggurita hingga ke seluruh dunia. Hal ini karena kendaraan investasi yang mengelola dana abadi aset kekayaan pemerintah Singapura cukup aktif melakukan investasi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Bahkan diam-diam jejak investasinya dapat dilihat di perusahaan rintisan teknologi dan digital dalam negeri serta mengambil bagian di negara yang merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Pemerintah Singapura memiliki tiga entitas investasi utama yang mengelola dana kekayaan (SWF) dan cadangan devisa. Ketiga entitas tersebut adalah GIC atau Government of Singapore Investment Corporation, Temasek Holdings (Private) Limited atau disingkat Temasek dan Monetary Authority of Singapore (MAS).