Jakarta – Semakin banyak pihak yang minta Honor masuk daftar hitam Amerika Serikat (AS). Kali ini datang dari para senator partai Republik yang dipimpin Marco Rubio.
Surat pada Kamis (14/10/2021) berisikan permintaan mereka pada Joe Biden memasukkan mantan unit usaha Huawei ke dalam daftar hitam. Alasannya karena Honor dianggap sebagai ancaman atas keamanan nasional.
Honor digambarkan sebagai ‘lengan’ pemerintah China dengan adanya akses baru yang tidak dikekang pada teknologi AS. Surat tersebut juga ditandatangani oleh Senator John Cornyn dan Rick Scott.
Dengan melepas merek tersebut pada November 2020, Rubio mengatakan,” Beijing secara aktif menghindari kontrol ekspor Amerika yang kritis”, dikutip Reuters, Jumat (15/10/2021).
“Kegagalan merespons hal ini, Departemen Perdagangan berisiko untuk menetapkan preseden berbahaya dan berkomunikasi pada musuh jika kita tidak punya kapasitas atau kemauan menghukum rekayasa keuangan oleh rezim otoriter”.
Pihak Honor dan Departemen Perdagangan di Washington tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Reuters juga menuliskan Huawei menolak berkomentar, selain pernyataan sebelumnya yang menyebut perusahaan tidak akan memegang saham atau ikut terlibat dalam pengelolaan Honor setelah dijual.
Sementara itu kedutaan besar China di Washington mengatakan AS terus ‘mencoreng’ Huawei. Namun ini dilakukan tanpa memberikan bukti kuat untuk mendorong tuduhannya.
Setelah lepas dari Huawei, beberapa lembaga AS juga kebingungan menempatkan Honor. The Washingtopn Post bulan lalu melaporkan ada perbedaan pendapat diantara para lembaga pemerintahan.
Pada bulan yang sama, petinggi dari Departemen Perdagangan, Departemen Luar Negeri, Departemen Energi serta pihak Pentagon melakukan pertemuan.
Silang pendapat terjadi saat itu. Melansir laman The Verge, Pentagon dan Departemen Energi ingin Honor masuk ke daftar hitam, namun Departemen Perdagangan dan Departemen Luar Negeri punya pandangan sebaliknya.
Sebelumnya anggota kongres lain, Michael McCaul mendorong pemerintah untuk memasukkan Honor dengan daftar yang sama seperti Huawei. Menurutnya penjualan Honor sebagai cara menghindari kontrol ekspor.
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )