Jakarta – Studi laboratorium menunjukkan bahwa obat antivirus Covid-19 oral eksperimental milik Merck & Co, Molnupiravir, berpotensi efektif melawan virus corona, termasuk varian Delta yang mudah menular. Saat ini varian delta mendominasi penyebaran Covid-19 secara global, bahkan mengalihkan perhatian WHO dari varian lain seperti Alpha, Lamda, dan Mu.
Dilansir dari Reuters, Molnupiravir tidak menargetkan protein lonjakan virus, seperti yang ditargetkan semua vaksin Covid-19 saat ini, dan menentukan perbedaan antara varian. Pembuat obat asal Amerika Serikat ini menguji antivirusnya terhadap sampel swab yang diambil dari peserta dalam uji coba awal obat tersebut
Kepala Departemen Infeksi, Penyakit, dan Vaksin Merck Jay Grobler mengatakan ketika uji coba dilakukan, varian Delta belum beredar luas tetapi molnupiravir diuji terhadap sampel laboratorium dari varian di balik lonjakan terbaru dalam rawat inap dan kematian Covid-19.
Merck saat ini sedang melakukan dua uji coba Fase III dari antivirus yang dikembangkannya dengan Ridgeback Biotherapeutics, satu untuk pengobatan Covid-19 dan satu lagi sebagai pencegahan. Gobler mengatakan Merck mengharapkan bahwa studi pengobatan Fase III akan selesai pada awal November.
Uji coba tersebut dilakukan pada pasien Covid-19 yang tidak dirawat di rumah sakit yang memiliki gejala tidak lebih dari lima hari dan berisiko terkena penyakit parah. Analisis terbaru dipresentasikan selama IDWeek, pertemuan tahunan organisasi penyakit menular, termasuk Infectious Diseases Society of America.
Grobler mengatakan obat yang diujicoba harus sama efektifnya karena virus terus berkembang. Molnupiravir menargetkan polimerase virus, enzim yang dibutuhkan virus untuk membuat salinan dirinya sendiri.
Obat ini dirancang untuk bekerja dengan memasukkan kesalahan ke dalam kode genetik virus. Data menunjukkan bahwa obat tersebut paling efektif bila diberikan pada awal perjalanan infeksi.
Merck mengatakan awal tahun ini bahwa uji coba kecil tahap menengah menemukan bahwa setelah lima hari pengobatan molnupiravir, tidak ada pasien yang memakai berbagai dosis obat yang dinyatakan positif terkena virus menular, sementara 24% pasien plasebo memiliki tingkat yang terdeteksi.
[Dexpert.co.id]
(rah/rah)