Jakarta, Dexpert.co.id – Banyak faktor yang disebut-sebut menjadi penyebab asam urat, yang paling sering kita dengar adalah pola makan yang tidak sehat.
Namun ternyata, penelitian baru menunjukkan bahwa genetika memainkan peran penting dalam mengembangkan kondisi rematik.
Penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan internasional ini mengamati data genetik yang dikumpulkan dari 2,6 juta orang di 13 kelompok data DNA yang berbeda. Jumlah tersebut termasuk 120.295 orang tidak mengidap asam urat.
Dengan membandingkan kode genetik orang dengan asam urat dan orang yang tidak mengidap asam urat, peneliti menemukan 377 DNA spesifik yang punya variasi unik dalam kondisi ini, 149 di antaranya belum pernah dikaitkan dengan asam urat.
Meskipun gaya hidup dan faktor lingkungan tentu saja masih berperan, temuan ini menunjukkan bahwa genetika memainkan peran utama dalam menentukan apakah seseorang terkena asam urat atau tidak.
Para peneliti berpikir bahwa mungkin ada lebih banyak lagi hubungan genetik yang belum ditemukan yang masih bisa ditemukan pada penelitian berikutnya.
“Asam urat adalah penyakit kronis dengan dasar genetik dan bukan merupakan kesalahan penderitanya – mitos bahwa asam urat disebabkan oleh gaya hidup atau pola makan perlu dipatahkan,” kata ahli epidemiologi Tony Merriman, dari University of Otago di Selandia Baru, dikutip dari Science Alert, Kamis (21/11/2024).
Asam urat terjadi ketika ada kadar asam urat yang tinggi dalam darah, yang kemudian membentuk jarum-jarum kristal yang tajam di persendian. Ketika sistem kekebalan tubuh mulai menyerang ‘kristal-kristal’ tersebut, maka akan menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Genetika penting dalam setiap tahap proses tersebut. Khususnya, hal itu memengaruhi kemungkinan sistem kekebalan tubuh menyerang ‘kristal’, dan cara asam urat diangkut ke seluruh tubuh.
Asam urat bisa datang dan pergi, tapi tenang karena ada pengobatan yang bisa dijalani.
Penulis di balik studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Genetics ini berpikir bahwa kesalahpahaman soal asam urat justru membuat orang menunda untuk berobat.
(dem/dem)