Jakarta, Dexpert.co.id – Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengkritik keras Meta (Facebook, Instagram). Hal ini buntut dari unggahan di akun Instagram personalnya yang dihapus.
Adapun unggahan tersebut menunjukkan rasa duka Anwar atas pembunuhan petinggi Hamas Ismail Haniyeh. Penghapusan konten itu disertai embel-embel keterangan “orang dan organisasi berbahaya” dari Instagram.
Anwar meminta Meta agar tak menjadi tool bagi rezim Zionis Israel. Dalam unggahan panjangnya di Facebook, Ibrahim mengatakan keputusan Instagram menghapus unggahannya sebagai bentuk penghinaan dan pelecehan atas perjuangan masyarakat Palestina.
Lebih lanjut, ia mengatakan tak ada alasan yang membenarkan konten penghormatan terhadap tokoh penjuang Palestina yang ingin membebaskan negaranya dari opresi dan penderitaan sebagai konten berbahaya.
“Peringatan tegas saya kepada Meta. Jangan jadi pengecut dan tool bagi rezim opresif Zionis Israel!,” kata Anwar melalui akun Facebook personalnya.
Dikutip dari The Star, Kamis (1/8/2024), tiga unggahan Anwar sudah tak tersedia di akun Instagram-nya. Masing-masing memperlihatkan rasa duka atas pembunuhan Ismail Haniyeh, serta konten pertemuan Anwar dengan sang pemimpin Hamas.
Departemen Media dan Komunikasi Strategis PM Malaysia, dalam unggahan di Facebook, menyatakan bahwa pemblokiran konten Anwar menunjukkan diskriminasi yang mendalam atas situasi di Palestina dan para pemimpinnya.
“Untuk itu, kami menuntut penjelasan tentang hal ini dan mendesak Meta untuk minta maaf,” tertera dalam pernyataan tersebut yang juga dibagikan ke akun media sosial Anwar.
Pada 14 Mei silam, Anwar juga membagikan gambar pertemuannya dengan Ismail Haniyeh di akun media sosialnya. Namun, Meta kemudian menghapusnya.
Hal ini lantas mengundang kehebohan hingga akhirnya Meta meng-upload kembali konten tersebut.
(fab/fab)
Next Article
Cara Kotor Malaysia-Singapura Jegal RI Punya Industri Semikonduktor