JakartaDexpert.co.id – Ketua DPR RI, Puan Maharani mengenakan kebaya Kutu Baru warna keemasan saat menghadiri Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI 2024 di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, Puan tampak anggun berkat kebaya Kutu Baru emas yang dipadukan dengan selendang sampiran di bahu berwarna senada. Sebagai bawahan, Puan mengenakan kain batik berwarna dasar hitam dengan aksen motif berwarna cokelat dan emas. Untuk melengkapi penampilannya, Puan menata rambutnya dengan sanggul sederhana.
Ternyata, kebaya yang dikenakan oleh putri kandung Megawati Soekarnoputri ini dirancang oleh desainer Indonesia, Didiet Maulana dan memiliki beragam makna yang mendalam.
Foto: Ketua DPR RI, Puan Maharani dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI di gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Tangkapan Layar Youtube DPR RI)
|
Didiet menjelaskan, kebaya yang dikenakan oleh Puan bukanlah Kutu Baru biasa. Bahkan, bahan kain yang digunakan untuk menciptakan kebaya tersebut memiliki makna mendalam, salah satunya terkait optimisme.
“Kain French Lace yang dibentuk menjadi Kutubaru ini terinspirasi dari sebuah optimisme yang saya rasa patut dimiliki dalam melihat potensi indah yang dimiliki dalam diri, [yakni] bahwa setiap kita adalah emas. Bahwa setiap kita adalah emas,” ujar Didiet melalui keterangan tertulis, Jumat (16/8/2024).
Didiet mengungkapkan, makna kebaya emas yang digunakan oleh Puan berkaitan dengan peringatan 79 tahun kemerdekaan Indonesia, yakni semangat, kesuksesan, dan kemenangan.
Foto: Ketua DPR RI, Puan Maharani dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI di gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Tangkapan Layar Youtube DPR RI)
Ketua DPR RI, Puan Maharani dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI di gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Tangkapan Layar Youtube DPR RI)
|
Bila dilihat secara detail, bagian depan kebaya emas milik Puan dibuat tumpal dengan buketan atau bunga yang dipengaruhi dari pesisiran peranakan China dengan warna-warni. Tak hanya itu, Puan juga mengenakan aksesoris bros kupu-kupu pada bagian panel tengah kebaya untuk mempercantik penampilannya.
Bukan hanya sekadar mempercantik penampilan, bros kupu-kupu ternyata dipilih karena hewan tersebut memang memiliki makna yang mendalam. Bahkan, kupu-kupu sering muncul dalam berbagai motif kain di Indonesia.
“Motif kupu-kupu banyak ditampilkan dalam berbagai motif wastra di Indonesia. Melambangkan metamorfosa bahwa semua adalah proses yang harus dibangun satu per satu,” jelas Didiet.
Guna melengkapi kebaya, Didiet menyebut bahwa Puan menggunakan selendang sutra berwarna emas muda. Adapun, selendang sutra dipilih karena melambangkan kelembutan.
Sebagai bawahan, Didiet melengkapi penampilan Puan dengan kain batik tulis motif sulur dan buketan yang melambangkan keindahan dan proses yang bertumbuh.
Selain itu, aksen motif Kawung pada bagian pinggir kain membuat cucu Soekarno itu tampak anggun dan memperlihatkan sosok perempuan Indonesia yang mencintai persatuan.
“Motif kawung menjadi simbol kemurnian, kebaikan, dan persatuan,” tegas Didiet.
(rns/rns)