Jakarta – Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akan menabrakkan sebuah pesawat luar angkasa pada Asteroid yang mengancam Bumi. Misi itu bernama Double Asteroid Redirection Test (DART).
Misi DART akan diluncurkan pada 24 November atau paling lambat Februari 2022. Tujuannya membelokkan orbit Asteroid agar tidak lagi meluncur menuju Bumi. Targetnya adalah Dimorphos, Asteroid seukuran piramid Mesir yang mengorbit asteroid yang jauh lebih besar yang bernama Didymos.
Misi ini membutuhkan waktu satu tahun untuk mencapai target Dimorphos. Sebuah misi dari Badan Antariksa Eropa tiba lima tahun kemudian, yang disebut Hera, untuk memeriksa apakah misi ini berhasil.
“Kami melakukan ini agar memiliki kemampuan untuk mencegah bencana alam yang benar-benar dahsyat,” ujar Tom Statler, ilmuwan program DART di kantor pusat NASA, dikutip dari Technology Review, Senin (20/9/2021).
Dalam laporan simulasi awal yang dipimpin Harrison Agrusa dari University of Maryland, ketika DART menghantam Dimorphos, energi tumbukannya akan sebanding dengan tiga ton ledakan TNT, mengirimkan ribuan keping puing yang dimuntahkan ke luar angkasa.
Kekuatan tumbukan tidak akan menyebabkan perubahan langsung dari putaran Dimorphos, tetapi beberapa hari segalanya akan mulai berubah. Tumbukan akan membuat rotasi Dimorphos tidak seimbang.
Masih banyak hal yang belum diketahui dari aksi menabrakkan pesawat luar angkasa ke Asteroid ini. Kedatangan misi Hera akan menjadi satu-satunya cara mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi pada Dimorphos karena DART akan hancur oleh tumbukan dan Dimorphos terlalu kecil untuk dilihat secara detail dari Bumi.
“Ini tidak sesederhana hanya menabrakkan pesawat ruang angkasa ke Asteroid,” ujar Astronom Paul Wiegert dari University of Western Ontario. “Ada banyak ilmu fisika yang perlu kami pahami.”
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )