Jakarta – Menurut sebuah laporan, Western Digital sedang menjajaki kemungkinan merger dengan pembuat chip Jepang Kioxia. Rencana tersebut nampaknya untuk menumbangkan rival mereka, Samsung Electronics.
Laporan firma riset Trend Force menyebutkan raksasa teknologi Korea Selatan, Samsung mendominasi sepertiga pasar NAND.
Sementara Kioxia memiliki pangsa pasar 19% dan Western Digital 15%. Kombinasi dua perusahaan dapat menghasilkan permintaan yang kuat untuk chip memori yang didorong ekspansi 5G serta peningkatan work from home akibat pandemi.
Dalam laporan tersebut terungkap nilai transaksinya lebih dari US$20 miliar atau sekitar Rp288,3 triliun.
“Kesepakatan itu akan jadi langkah defensif namun bijaksana oleh Western untuk memperkuat posisi kompetitif di pasar chip dengan mengkonsolidasikan pasar chip dengan cepat,” jelas analis Morningstar, William Kerwin dikutip Reuters, Kamis (26/8/2021).
Kerwin sendiri meramalkan akan hanya ada tiga pemain utama di industri ini, dengan sebagian besar seperti komoditas.
Menurut sumber, kesepakatan merger kemungkinan akan tercapai pada pertengahan September mendatang. CEO Western Digital, David Goeckeler ditunjuk untuk menjalankan perusahaan gabungan.
Laporan soal pembicaraan dua perusahaan sudah diungkapkan The Wall Street pada Rabu (25/8/2021). Sementara baik Kioxia dan Western Digital menyatakan tidak mengomentari spekulasi soal merger.
Namun nampaknya merger dua perusahaan kemungkinan akan dipermasalahkan oleh otoritas anti-trust di sejumlah negara termasuk Amerika Serikat dan China. Sebelumnya sejumlah perusahaan harus gagal melakukan kesepakatan karena kekhawatiran monopoli dan konflik perdagangan oleh dua negara.
Misalnya saja, Qualcomm Inc batal melakukan kesepakatan membeli NXP Semiconductor senilai US$44 miliar. Ini terjadi setelah prusahaan gagal mendapatkan persetujuan dari China pada 2018 lalu.
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )