Jakarta, Dexpert.co.id – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno mengatakan bahwa pemerintah sudah menyiapkan dana Rp2 triliun demi memfasilitasi berbagai konser dan acara internasional di Tanah Air. Hal ini diungkapkan Sandi setelah Indonesia gagal membawa Taylor Swift manggung di Tanah Air.
Diketahui, hingga saat ini Singapura menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang disambangi oleh Taylor Swift untuk konser “The Eras Tour 2024”. Hal ini sempat membuat geram Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin.
Menanggapi hal itu, Sandi mengatakan bahwa peristiwa tersebut adalah pelajaran bagi seluruh pihak, termasuk Indonesia dalam bidang pariwisata.
“Saya melihat apa yang dilakukan oleh Pemerintah Singapura untuk Taylor Swift ini harus menjadi inspirasi dan pelajaran bagi kita bersama,” ujar Sandi melalui unggahan akun Instagram pribadinya (@sandiuno), dikutip Jumat (8/3/2024).
“Ke depannya, selain perizinan dan peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia), pemerintah akan memfasilitasi berbagai konser dan event internasional melalui Indonesia Tourism Fund yang tahun ini akan digelontorkan sebanyak Rp2 Triliun,” ungkapnya.
Foto: Penonton bernyanyi saat konser Taylor Swift di Singapore March 2, 2024. (REUTERS/Caroline Chia)
|
Lebih lanjut, Sandiaga menilai bahwa konser “Taylor Swift: The Eras Tour 2024” yang diselenggarakan selama enam hari di Singapura, yakni 2, 3, 4 dan 7, 8, dan 9 Maret 2024 adalah koreksi alias evaluasi bagi pelaksanaan konser dan acara internasional Indonesia.
Sandi menegaskan, pemerintah melalui Kemenparekraf akan bergerak cepat untuk berkolaborasi dan membangun kerja sama sehingga dapat menciptakan lapangan kerja serta memberikan dampak pergerakan ekonomi untuk Indonesia.
Secara rinci, contoh bentuk kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak yang diharapkan Sandi adalah “berbagi jadwal” konser dan menampilkan sesuatu yang berbeda dari negara lain.
“Kalau kita lihat, kan, kunjungan dari penonton dari Indonesia ini pasti besar sekali dan ini akan menambah jumlah dari emisi karbon. Bagaimana kita berbagi dan hitung secara keseluruhan,” jelas Sandi.
“Mungkin kita bisa mengarahkan empat hari di Singapura atau dua hari di Indonesia. Tempatnya itu bisa di venue (area) yang kita siapkan berkelas dunia, seperti GBK (Gelora Bung Karno) atau venue lainnya dan kita betul-betul tampilkan sesuatu yang lain,” lanjutnya.
Dalam video yang diunggah, Sandiaga mengatakan bahwa momen Singapura yang berhasil meyakinkan Taylor Swift untuk hanya tampil di negaranya adalah “PR” bagi Indonesia. Sandi mengungkapkan bahwa ia akan mengadakan pertemuan dengan berbagai pihak di Negeri Singa untuk membahas potensi kerja sama.
“Kita, kan, dalam lingkup kerja sama ASEAN. Kita harus mampu berkompetisi dan juga berkolaborasi,” tegas Sandi.
Sebelumnya, Taylor Swift disebut telah menandatangani perjanjian khusus dengan promotor Singapura, AEG Presents Asia untuk tidak menggelar konser “Taylor Swift: The Eras Tour 2024” Asia Tenggara di luar Singapura. Bahkan, Pemerintah Singapura rela merogoh kocek miliaran rupiah demi mencapai kesepakatan tersebut.
Menurut laporan Sky News, Pemerintah Singapura menawarkan US$2 juta hingga US$3 juta atau sekitar Rp31,18 miliar hingga Rp46,77 miliar (Rp15.592/US$) untuk membayar setiap konser Taylor Swift di Singapura.
Artikel Selanjutnya
Singapura Panen Cuan, Taylor Swift Bikin Untung Rp12 Triliun
(rns/rns)