Jakarta – Dunia tengah dihebohkan oleh hadirnya matahari buatan atau teknologi bernama Experimental Advance Superconducting Tokamak (EAST). Pada Mei lalu ternyata Matahari buatan China menciptakan rekor baru. Suhu plasma EAST sudah berhasil mencapai 120 juta derajat Celcius selama 101 detik dan 160 juta Celcius selama 20 detik.
Eksperimen EAST adalah bagian dari fasilitas Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER), sebuah proyek sains besar global kedua setelah Stasiun Luar Angkasa Internasional dalam ukuran, dan sedang dibangun bersama oleh China, Uni Eropa, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia dan AS. Keberhasilannya penting bagi pemanfaatan fusi aman internasional di masa depan.
Perangkat Tokamak terletak di Hefei Institute of Physical Science of Chinese Academy of Sciences. Alat ini dirancang untuk meniru proses fusi nuklir yang terjadi secara alami di Matahari dan bintang-bintang untuk menyediakan energi bersih yang hampir tak terbatas melalui fusi nuklir terkontrol, yang sering dijuluki “Matahari buatan”.
Dengan hadirnya rekor baru dari matahari buatan China ini, nyatanya ada beberapa negara di dunia juga memiliki proyek serupa. Berikut daftar negara yang memiliki mengembangkan matahari buatan.
Korea Selatan
Sebelum ada rekor terbaru dari matahari buatan China, matahari artifisial buatan Korea Selatan sebelumnya mencatatkan rekor dengan operasi selama 20 detik dengan panas 100 juta derajat celcius. Proyek ini bekerja sama dengan Seoul National University (SNU) dan Columbia University Amerika Serikat, KSTAR Research Center di Korea Institute of Fusion Energy (KFE). Saat ini masih belum ada kabar terbaru dari pengembangan matahari buatan asal negeri gingseng ini.
Amerika Serikat
Peneliti dari Institut Teknologi Massachusetts di AS dan perusahaan swasta mengumumkan mereka berhasil magnet superkonduktor dengan bersuhu tinggi yang disebut bisa melewati teknologi ITER untuk membuat Matahari di Bumi.
Matahari Buatan ini dikembangkan menggunakan teknologi nuklir fusi yang berbeda dengan nuklir fisi yang banyak digunakan saat ini. Teknologi nuklir fusi disebut lebih ramah lingkungan dibanding teknologi nuklir fisi yang memproduksi sampah radioaktif.
Selain energi yang dihasilkan lebih bersih, reaktor nuklir fisi juga menawarkan pasokan energi yang hampir tak terbatas. Masalahnya, pengembangan energi ini sangat sulit. Para peneliti sudah mencoba mengembangkannya selama lebih dari satu abad dan belum mendapat hasil signifikan.
Perancis
Para peneliti dari Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER) mengirimkan bagian pertama dari magnet masif untuk reaktor tenaga nuklir fusi yang akan mereka dirikan di Saint-Paul-Lez-Durance, Prancis. Proyek ini pun menjadi proyek energi paling ambisius di dunia ini, dan menelan anggaran mencapai Rp 342 triliun.
Diketahui, Proyek Iter akan mereplikasi reaksi matahari untuk menunjukkan daya fusi yang dapat dihasilkan pada skala komersial. Proyek ini pun tengah digarap di Prancis Selatan dan diperkirakan akan menjadi reaktor fusi terbesar di dunia ketika mulai beroperasi pada tahun 2035.
Inggris
Pada Oktober 2020, Mega Amp Spherical Tokamak (MAST)-Upgrade di Culham mencapai plasma pertama setelah program pembangunan tujuh tahun. Otoritas Energi Atom Inggris mengaku telah menghabiskan anggaran sebesar US$71 juta atau hampir Rp 1 triliun (kurs Rp14.080) untuk mencapai titik itu.
MAST Upgrade akan menjadi cikal bakal prototipe Inggris Spherical Tokamak for Energy Production (STEP) yang akan selesai pada tahun 2040. Inggris mengalokasikan anggaran US$294 juta atau Rp4,1 triliun untuk merancang tahap awal STEP.
[Dexpert.co.id]
(rah/rah)