JakartaDexpert.co.id – Kafein memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai pengusir rasa kantuk. Tanpa disadari, Anda mungkin telah mengonsumsi kafein hampir setiap hari dan menjadi rutinitas wajib.
Secara alami, kafein bisa ditemukan pada kopi, teh, kakao dan cola atau minuman bersoda. Berkat manfaat kafein ini pula, Anda bisa merasa lebih berenergi dan bersemangat dalam bekerja.
Kendati memiliki efek stimulan, kafein tidak boleh dikonsumsi sembarangan. Ada sejumlah tanda-tanda tubuh yang memberi sinyal bahwa Anda harus mengurangi konsumsi kafein.
Melansir Mayo Clinic, dosis maksimal kafein pada umumnya adalah 400 mg per hari. Jumlah ini setara dengan 4-5 gelas kopi dan 10 kaleng cola.
Namun, efek kafein dalam dosis tertentu bisa berbeda-beda pada setiap orang, karena sensitivitas kafein pada setiap orang bisa berbeda.
Kafein dalam bentuk bubuk atau cair dapat memberikan kadar kafein yang beracun, demikian peringatan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat. Satu sendok teh bubuk kafein setara dengan sekitar 28 cangkir kopi.
Kadar kafein yang tinggi tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan kemungkinan kematian.
Meskipun penggunaan kafein mungkin aman untuk orang dewasa, hal itu bukanlah ide yang baik untuk anak-anak. Remaja dan dewasa muda perlu diperingatkan tentang asupan kafein yang berlebihan dan mencampur kafein dengan alkohol dan obat-obatan lainnya.
Sementara itu, wanita yang sedang hamil atau yang sedang mencoba untuk hamil dan mereka yang sedang menyusui harus konsultasikan dengan dokter mereka tentang pembatasan penggunaan kafein hingga kurang dari 200 mg setiap hari.
Bahkan di antara orang dewasa, penggunaan kafein yang berlebihan dapat menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan. Dan kafein mungkin bukan pilihan yang baik bagi orang-orang yang sangat sensitif terhadap efeknya atau yang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Minum lebih dari 4 cangkir setiap hari
Kafein dapat diminum sebelum atau sesudah makan. Anda mungkin perlu mengurangi minuman berkafein yang berlebihan jika mengalami efek samping seperti:
– Sakit kepala
– Insomnia
– Kegugupan
– Rasa mudah tersinggung
– Sering buang air kecil atau tidak dapat menahan buang air kecil
– Detak jantung cepat
– Tremor otot dan gelisah
Beberapa orang lebih sensitif terhadap kafein dibandingkan yang lain. Jika Anda rentan terhadap efek kafein, bahkan dalam jumlah kecil dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan, seperti kegelisahan dan masalah tidur.
Bagaimana Anda bereaksi terhadap kafein dapat ditentukan sebagian oleh seberapa banyak kafein yang biasa Anda minum. Orang yang tidak rutin minum kafein cenderung lebih sensitif terhadap efeknya.
Tidak cukup tidur
Kafein, bahkan di sore hari, dapat mengganggu tidur Anda. Bahkan sedikit saja kurang tidur dapat bertambah dan mengganggu kewaspadaan dan kinerja di siang hari.
Mengonsumsi kafein untuk mengatasi kurang tidur dapat menciptakan siklus yang tidak diinginkan. Misalnya, Anda mungkin minum minuman berkafein karena Anda kesulitan untuk tetap terjaga di siang hari. Namun, kafein membuat Anda tidak dapat tertidur di malam hari, sehingga memperpendek durasi tidur Anda.
Sedang mengonsumsi obat atau suplemen
Beberapa obat dan suplemen herbal dapat berinteraksi dengan kafein. Contohnya meliputi:
– Efedrin
Mencampur kafein dengan obat ini dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, atau kejang.
– Teofilin
Obat ini, yang digunakan untuk membuka saluran udara bronkial, cenderung memiliki beberapa efek seperti kafein. Jadi, mengonsumsinya dengan kafein dapat meningkatkan efek samping kafein, seperti mual dan jantung berdebar-debar.
– Echinacea
Suplemen herbal ini, yang terkadang digunakan untuk mencegah masuk angin atau infeksi lainnya, dapat meningkatkan konsentrasi kafein dalam darah Anda dan dapat meningkatkan efek kafein yang tidak menyenangkan.
Bicarakan dengan dokter atau apoteker Anda tentang apakah kafein dapat memengaruhi pengobatan Anda.
Mengurangi kebiasaan mengonsumsi kafein
Entah karena salah satu alasan di atas atau karena Anda ingin mengurangi pengeluaran untuk minuman kopi, mengurangi kafein bisa jadi tantangan tersendiri.
Penurunan kafein secara tiba-tiba dapat menyebabkan gejala putus zat, seperti sakit kepala, kelelahan, mudah tersinggung, dan kesulitan berkonsentrasi pada tugas. Untungnya, gejala-gejala ini biasanya ringan dan membaik setelah beberapa hari.
Untuk mengubah kebiasaan mengonsumsi kafein, cobalah kiat-kiat berikut:
– Pantau terus
Mulailah perhatikan seberapa banyak kafein yang Anda dapatkan dari makanan dan minuman, termasuk minuman berenergi. Baca label dengan saksama. Namun, ingatlah bahwa perkiraan Anda mungkin sedikit lebih rendah karena beberapa makanan atau minuman yang mengandung kafein tidak mencantumkannya.
– Kurangi secara bertahap
Misalnya, kurangi satu kaleng soda atau kurangi secangkir kopi setiap hari. Atau, hindari minum minuman berkafein di sore hari. Ini akan membantu tubuh Anda terbiasa dengan kadar kafein yang lebih rendah dan mengurangi potensi efek putus zat.
– Konsumsi minuman tanpa kafein
Sebagian besar minuman tanpa kafein tampak dan terasa hampir sama dengan minuman berkafein. Persingkat waktu seduh atau gunakan herbal.
Saat membuat teh, seduhlah dalam waktu yang lebih singkat. Ini akan mengurangi kandungan kafeinnya. Atau pilih teh herbal yang tidak mengandung kafein.
– Periksa kemasannya
Beberapa obat pereda nyeri yang dijual bebas mengandung kafein. Carilah obat pereda nyeri yang bebas kafein.
(Sumber: CNBC.com )