Jakarta – Chief Technology Officer PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) Shurish Subbramaniam mengungkapkan teknologi internet 5G menjadi masa depan telekomunikasi global dan akan banyak diadopsi oleh berbagai sektor mulai dari perumahan hingga manufaktur. Dia mengatakan di Indonesia telah ada panduan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk memperkenalkan teknologi 5G secara tepat.
“Adanya revolusi 4.0 untuk membangun infrastruktur digital, ini membuat adopsi 5G menjadi mandatory. Regulasi, spektrum, infrastruktur, bisnis model, dan ekosistem sudah ada dari Kominfo, saya rasa Indonesia tidak terlalu jauh untuk memenuhi guidance dari Kominfo,” kata Shurish dalam Tech Conference 2021 CNBC Indonesia, Rabu (15/9/2021).
Dia mengatakan industri harus bisa segera melihat keuntungan dari adopsi 5G secepatnya, dengan begitu manfaatnya bisa dirasakan sepenuhnya. Menurutnya tantangan ke depan yakni pada infrastruktur fiber yang harus dioptimalkan untuk memperluas cakupan area 5G.
“Saya pikir dalam waktu lima tahun, adopsinya lebih ke arah manufaktur, yang akan membantu PDB negara. Tetapi pada saat yang sama, konsumen juga akan melihat kehidupan berubah dengan adanya 5G,” ujarnya.
Saat ini Smartfren tengah melakukan uji coba 5G yang diterapkan pada beberapa sektor industri, terutama manufaktur untuk menguji manfaatnya. Nantinya, implementasi 5G juga bisa digunakan untuk pengembangan UMKM dan meningkatkan adopsi digital.
Adanya 5G membuat bisnis meningkatkan efisiensi dan mengurangi potensi kegagalan dalam proses produksi. Dengan begitu dapat dikatakan 5G nantinya bisa berkontribusi pada peningkatan produktivitas usaha, terutama untuk manufaktur. Saat ini penggunaan 5G yang paling populer yakni pada smartphone, dan diperkirakan berkembang lebih luas.
“Sekarang kami sedang mencoba trial 5G di area yang tidak ada fiber optic, jadi kami memastikan bisa mengetahui hasilnya sebentar lagi. Untuk spektrum kami bekerja keras sehingga bisa mengadakan 5G secara masif, kami sedang dalam proses dan kami yakin sudah semakin dekat dengan spektrum yang tepat,” kata dia.
Shurish menegaskan spektrum menjadi salah satu kunci dari adopsi 5G. Saat ini perusahaan masih dalam tahap uji coba dan akan mendapatkan hasilnya dalam waktu dekat. Dia optimistis penerapannya bisa dilakukan di Indonesia, terutama dengan adanya roadmap yang telah disusun.
“Kalau saat ini kebanyakan device masih 4G belum 5G, karena masih pelan-pelan diperkenalkan. Pekerjaan kami adalah bagaimana bekerjasama dengan partner untuk mulai menyebarkan 5G ketika masyarakat telah siap,” ujar Shuris.
[Dexpert.co.id]
(rah/rah)