Jakarta, Dexpert.co.id – Serangan yang dilancarkan Israel selama 40 hari di Gaza telah menewaskan 14.000 warga sipil Palestina. Update terbaru, pemerintahan Benjamin Netanyahu sepakat untuk melakukan gencatan senjata bersyarat.
Di tengah konflik tersebut, industri startup Israel turut terguncang. Fokus pemerintah untuk melakukan serangan tanpa henti membuat operasional startup, utamanya yang berskala kecil, terganggu.
Namun, mereka menerima bantuan dari kelompok pemodal (venture capital) dari Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 20 juta atau setara Rp 311 miliar, dikutip dari The Times of Israel, Rabu (22/11/2023).
Bantuan dana darurat yang disebut ‘Iron Nation’ diinisiasi oleh Chen Linchevski, Gil Friedlander, dan Jason Wolf. Linchevski dan Friedlander merupakan Managing Partner di Calyx Ventures. Sementara itu, Wolf merupakan serial entrepreneur. Mereka juga didukung oleh Silventer Ventures berbasis New York, AS.
Pendanaan darurat ini untuk memastikan kelangsungan operasional startup Israel yang dirugikan selama perang, sejak pertama kali pecah pada 7 Oktober 2023.
Sebanyak 15-20% pegawai di sektor teknologi diikutsertakan sebagai pasukan perang. Sebanyak 70% perusahaan teknologi dan startup Israel mengalami gangguan operasional, termasuk penundaan hingga pembatalan proyek, menurut survei Israel Innovation Authority and Start-Up Nation Policy Institute (SNPI).
Selama satu dekade terakir, sektor teknologi Israel bertumbuh pesat dan menyumbang 18% dari total PDB. Angka itu cukup tinggi dibandingkan sektor teknologi AS yang menyumbang kurang dari 10% PDB, serta Uni Eropa kurang dari 6% PDB.
Ekonomi Israel bertumpu pada ekspor produk teknologi canggih. Sebanyak 50% dari total ekspor Israel datang dari sektor tersebut beserta pajaknya.
Artikel Selanjutnya
5 Startup Terkenal Asal Israel, Warga RI Pengguna Setia
(fab/fab)