JakartaDexpert.co.id – Menteri Kesehatan (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin meminta Menteri Koordinator Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto untuk segera melakukan skrining agar tak cepat mengalami pikun dan terkena penyakit otak karena telah memasuki kelompok lanjut usia (lansia).
Budi mengungkapkan bahwa program Asta Cita yang diusung oleh Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih, yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, berfokus pada preventif alias pencegahan penyakit melalui skrining dini. Salah satu pembaruan terkait skrining yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) adalah ditujukan kepada seluruh kelompok usia, yakni dari bayi hingga lansia.
Dalam paparannya, BGS sempat bergurau dengan meminta Airlangga untuk melakukan skrining agar penyakit yang berpotensi muncul bisa terdeteksi lebih dini.
“Lansia juga kita skrining. Jadi lansia-lansia kayak saya, Pak Airlangga, kalau Bu Ani (Menteri Keuangan, Sri Mulyani) masih muda. Nah, Pak Airlangga ini udah di atas 60 [tahun], definisi lansia, skrining,” ujar Budi dalam Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan 2024 di Jakarta, Jumat (16/8/2024).
“Supaya demensia dan alzheimer itu bisa ketahuan duluan,” sambungnya.
Secara rinci, program skrining yang bakal diprogramkan oleh Kemenkes RI untuk masyarakat Indonesia adalah gizi untuk bayi dan kesehatan jiwa serta obesitas bagi anak-anak.
Sementara itu, kelompok dewasa akan diprogramkan untuk mendapat skrining kardiovaskular untuk menekan angka kematian akibat stroke dan jantung. Tak hanya itu, kelompok ini juga dapat menerima skrining kanker payudara dan serviks bagi perempuan serta kanker paru-paru dan usus bagi laki-laki.
Bukan tanpa alasan, Kemenkes RI memilih kardiovaskular serta kanker payudara, serviks, paru-paru, dan usus sebagai target skrining karena penyakit-penyakit tersebut menyumbang angka kematian terbesar di Tanah Air.
“Skrining ini untuk menjaga agar masyarakat kita sehat, bukan hanya mengobati orang sakit. Ini adalah strategi kesehatan yang lebih murah dan lebih baik dari segi kualitas hidup,” papar BGS.
Guna mewujudkan program skrining ini, Budi menyebut bahwa Kemenkes RI telah mengalokasikan sekitar Rp4-5 triliun dan mendapat tambahan anggaran dari Kementerian Keuangan.
(hsy/hsy)
Next Article
Menkes: Calon Dokter Spesialis Dijamin Dapat Gaji & Sekolah Gratis