Jakarta– Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Ririek Adriansyah mengatakan teknologi 5G akan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di berbagai industri, yang ujungnya meningkatkan produk domestik bruto (PDB) global.
Mewakili Menteri BUMN Erick Thohir memberikan Keynote Speech dalam CNBC Indonesia Tech Conference, Ririek memaparkan bahwa adopsi 5G akan menambahkan US$ 1,3 triliun terhadap PDB global pada 2030.
“Di Indonesia sendiri ada estimasi 5G diperkirakan dampak terhadap GDP (PDB) sebesar Rp 2.874 triliun pada 2030,” ujar Ririek.
Ririek menjabarkan bahwa dampak terbesar 5G di global terjadi di sektor kesehatan (health care) yang diperkirakan menghasilkan pendapatan US$ 530 miliar atau peningkatan 40%. Sementara untuk smart utilities menghasilkan US$ 330 miliar atau peningkatan 25$.
Untuk sektor consumer dan media applications, 5G diperkirakan akan menghasilkan US$ 254 miliar atau 19% peningkatan. Sementara untuk manufaktur diperkirakan ada peningkatan US$ 134 miliar atau 10% peningkatan.
Pada kesempatan yang sama, Ririek memaparkan secara global sudah ada 176 operator telekomunikasi di 72 negara yang menerapkan teknologi 5G. Sementara itu di Indonesia ada 3 operator yang sudah menerapkan teknologi 5G.
“Tetapi kita (Indonesia) belum menggunakan spektrum yang seharusnya, karena masih ada keterbatasan spektrum yang ada. Kita menggunakan spektrum yang belum sampai 100 MHz. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama kita bisa mengoperasikan full scale,” kata Ririek.
Selain itu, dia juga menyoroti industri sebagai konsumen dari teknologi 5G yang perlu dikembangkan karena masih belum mencapai skala ekonomi bisnis yang menguntungkan (economic scale).
[Dexpert.co.id]
(dob/dob)