Jakarta, CNBC Indonesia – Tren terbaru soal cara menghilangkan jerawat yang viral di TikTok disorot oleh ahli kesehatan. Pasalnya, tips yang dibagikan lewat TikTok malah berbahaya karena meningkatkan risiko kanker.
Kreator konten di TikTok ramai-ramai membuat viral tips yang menyatakan kulit yang terbakar matahari atau menggunakan perangkat tanning bisa membantu menghilangkan jerawat.
Asumsi yang beredar di TikTok didasari oleh penggunaan sinar matahari dan radiasi sinar ultraviolet untuk perawatan kondisi kulit. Namun, perawatan yang dikenal sebagai phototherapy tidak efektif untuk jerawat.
Karl Lawrence dan Wisam Alwan dari King’s College London memberikan penjelasan lengkap soal efek sinar ultraviolet kepada jerawat dan penelitian yang terkait. Mereka mengingatkan bahwa sinar ultraviolet yang berlebihan justru meningkatkan risiko kanker, alih-alih mengobati jerawat.
Phototherapy dimanfaatkan untuk perawatan penyakit eczema dan psoriasis karena bisa membantu mengurangi pembengkakan dan menekan respons imun. Radiasi UV yang digunakan juga terkontrol agar dampak negatif tidak timbul. Selain itu, penerima terapi terlebih dulu mengikuti berbagai macam tes medis untuk mengurangi risiko kulit terbakar.
Namun, efek serupa tak berdampak apapun untuk perawatan jerawat.
Studi lain soal radiasi UV dan jerawat dilakukan pada 2023 dengan 19.939 peserta studi. Hasil penelitian menunjukkan paparan UVB (radiasi tak kasat mata yang dipancarkan matahari) setiap hari diasosiasikan dengan penurunan risiko jerawat tingkat keparahan medium dan tinggi di usia muda.
Permasalahannya, studi tersebut tidak mengukur tingkat paparan radiasi ultraviolet setiap sampel penelitian. Peneliti menggunakan lokasi dan data cuaca sebagai tolak ukur paparan sinar matahari peserta penelitian. Studi juga tidak mempertimbangkan dampak negatif dari paparan ultraviolet.
Studi lain soal paparan UVB kepada sel kulit juga menunjukkan bahwa paparan radiasi tersebut bisa membunuh bakteri Propionibacterium acnes, bakteri penyebab jerawat. Namun, penelitian baru dilakukan pada tingkat sel bukan tubuh manusia.
Satu hal yang sama dari seluruh studi tersebut adalah efek positif dari radiasi sinar matahari sangat kecil dibandingkan dengan efek negatifnya.
Sebuah riset sekunder memanfaatkan berbagai penelitian soal paparan sinar matahari dan jerawat yang diterbitkan antara 1992 dan 2022 juga menemukan bahwa potensi penggunaan paparan radiasi UV untuk mengobati gejala jerawat, sangat kecil. Pada beberapa kasus, jerawat malah makin parah. Penyebabnya adalah paparan radiasi UVB bisa membuat sel imun makin aktif sehingga jerawat makin bengkak dan meningkatkan produksi sebum (minyak) kulit.
Di sisi lain, paparan sinar matahari secara berlebihan meningkatkan risiko kanker kulit. Penelitian menunjukkan bahwa kulit yang terbakar sinar matahari anak dan masa remaja membuat potensi kanker kulit berlipat ganda pada usia dewasa. Makin sering kulit terbakar, risiko kanker kulit juga makin tinggi. Penyebabnya adalah eksposur radiasi ultraviolet merusak DNA di sel kulit.
Selain itu, paparan radiasi ultraviolet berkontribusi membuat penuaan kulit terjadi prematur karena merusak kolagen dan elastin. Kolagen dan elastin yang rusak membuat kulit gampang berkeriput dan longgar.
(dem/dem)
Next Article
Ahli Jerman Kagum Lihat Orang Utan Bikin Obat Sendiri Sembuhkan Luka