Jakarta – Penjelajah gua dari Oman telah menjadi orang pertama yang turun ke dasar lubang ‘Sumur Neraka’ atau Sumur Barhout dengan kedalaman 367 kaki atau 112 meter di Yaman. Sumur yang diyakini warga lokal sebagai ‘pintu gerbang’ yang dipenuhi jin ke dunia bawah. Para penjelajah melaporkan menemukan air terjun, ular, hewan mati, stalagmit dan mutiara gua di Sumur Barhout.
Profesor geologi di Universitas Teknologi Jerman di Oman Mohammed al-Kindi, yang merupakan bagian dari tim OCET mengatakan dari penjelahan ini ditemukan sesuatu yang akan mengungkapkan keajaiban baru dan bagian dari sejarah Yaman. Dari dalam lubang pembuangan, tim juga menemukan bahwa air muncul dari beberapa lubang di dinding gua sekitar 213 kaki (65 m) di bawah permukaan, menciptakan air terjun kecil.
Tim peneliti juga menemukan mata air murni di dasar gua dan bisa meminumnya. Padahal, sumur ini dikenal dengan hal-hal mistis yang menakutkan hingga disebut ‘Sumur Neraka’.
Pekan lalu, tim yang terdiri dari 10 penjelajah dari Tim Eksplorasi Gua Oman (OCET) menjelajahi Sumur Barhout menggunakan sistem katrol yang menurunkan delapan anggota ke bawah sementara dua sisanya tetap di atas. Saat tim OCET turun ke lubang pembuangan, mereka tiba di lantai yang tidak rata dan bergerigi yang tertutup stalagmit, beberapa di antaranya mencapai ketinggian 9 meter.
Dilansir dari Live Science, beberapa bagian lantai juga tertutup mutiara gua, yang juga merupakan jenis speleothems. Kemudian struktur di gua, seperti stalagmit dan stalaktit, yang terbentuk dari penumpukan mineral secara bertahap, seperti kalsium karbonat, dari air yang menetes.
Para penjelajah juga melaporkan melihat ular, katak dan kumbang di dalam sistem gua, serta beberapa hewan mati, terutama burung, yang tampaknya jatuh di dalam lubang. Mayat yang membusuk bisa menyebabkan bau busuk yang dilaporkan oleh penduduk setempat, tetapi dilaporakan tidak ada bau busuk yang menyengat di dalam lubang pembuangan. Tim mengambil sampel yang juga dapat mengungkapkan informasi lebih lanjut tentang lubang pembuangan dan bagaimana itu terbentuk.
“Kami mengumpulkan sampel air, batu, tanah, dan beberapa hewan mati tetapi belum dianalisis,” kata al-Kindi.
Seorang ahli geologi di Western Illinois University Leslie Melim dengan spesialisasi mutiara gua, mengatakan Mutiara gua jarang terjadi dan hanya dapat tumbuh di bagian dasar gua yang benar-benar datar sehingga inti tidak bergerak.
“Pada praktiknya, apa pun dapat berperan sebagai nukleus, apa pun yang ada di gua atau tambang. Karena nukleusnya lepas, mineral dapat tumbuh seluruhnya di sekitar butir, yang memulai pembentukan mutiara,” kata Melim.
Sementara itu, ada berbagai jenis lubang pembuangan dan yang paling umum adalah lubang runtuhan dan amblesan. Keruntuhan lubang runtuhan terbentuk ketika rongga di batuan dasar di bawah permukaan meluas sedemikian rupa sehingga atap di atasnya tidak lagi ditopang, dan batuan serta sedimen di atasnya tiba-tiba runtuh ke dalam gua.
Lubang runtuhan terjadi ketika sedimen permukaan perlahan menetes ke dalam rongga kecil di bawah tanah sampai depresi atau lubang runtuhan terbentuk. Sayangnya, sulit untuk mengatakan dengan tepat bagaimana atau kapan lubang pembuangan terbentuk, tambahnya.
“Kecuali itu terjadi ketika orang tinggal di lokasi dan merekam peristiwa itu, maka itu hampir tidak mungkin,” kata Seorang Ahli University of South Florida Philip van Beynen.
[Dexpert.co.id]
(rah/rah)