Jakarta – Ada banyak wacana soal robot yang menggantikan pekerjaan manusia yang pada akhirnya membuat banyak pengangguran di masa depan. Namun menurut CEO Bright Machines, Amar Hanspal hal itu berlebihan.
“Ketakutan mesin akan membuat banyak orang menganggur sangat berlebihan,” kata Hanspal dalam Opini bertajuk ‘Here’s Why Robots Are Actually Going to Increase Human Employment’ yang dipublikasikan di laman weforum, dikutip Jumat (15/10/2021).
Menurutnya otomasi beberapa pekerjaan akan mengambil alih tugas yang berulang, membosankan atau berbahaya. Manusia bahkan akan melakukan pekerjaan lebih menantang seperti berinteraksi dengan pelanggan, mengembangkan produk, dan mengelola robot itu sendiri.
Bahkan Hanspal mengatakan otomasi akan menciptakan banyak pekerjaan baru. Dia mengutip studi World Economic Forum yang memprediksi akan ada penambahan 58 juta pekerjaan.
Otomasi juga dapat menambah pendapatan negara. Seperti yang diungkapkan Manajemen Investasi ARK yang memprediksi akan ada tambahan 5% atau US$1,2 triliun pada PDB Amerika Serikat (AS) dalam lima tahun ke depan.
Hanspal mengatakan hal yang sama pernah terlihat beberapa waktu lalu. Misalnya spreadsheet dan software pembukuan membuat perubahan besar pada pekerjaan akuntan namun tak membuatnya kehilangan pekerjaan.
“Yang terjadi sebaliknya: lapangan berkembang secara dramatis. Pada tahun 1979 ada 299 ribu orang bekerja sebagai akuntan, pembukuan, atau auditor. Intuit meluncurkan software keuangan 1983, Microsoft Excel debut 1986,” kata dia.
“Artinya semua orang bisa membuat laporan keuangan dan pajak sendiri bukan? Tentunya tidak! Pada 1989, beberapa tahun setelah Excel diperkenalkan, akunting adalah salah satu industri yang berkembang dengan cepat di negara ini, dengan 524 ribu orang pekerja”.
Ini berarti industri tersebut berkembang 75% dalam waktu 10 tahun. Bahkan masih berkembang hingga sekarang dengan 1,28 juta orang dalam bidang tersebut dan diperkirakan bertambah terus hingga 2029.
Hal yang sama juga terjadi di perbankan. Mesin ATM nyatanya tidak membuat teller bank jadi terpinggirkan.
Hanspal mencatat tahun 1970 ada sekita 250 ribu teller. Sementara mesin teller otomatis baru diperkenalkan beberapa waktu belakangan ini.
Di AS tahun 2019 ada 400 ribu ATM dipasang dan saat bersamaan jumlah teller bank pun bertabah berlipat ganda.
Berikutnya dia juga menambahkan perlu untuk mempersiapkan orang dengan keterampilan yang lebih tinggi dan rendah. Sebab jumlah seluruh pekerjaan kemungkinan terus bertumbuh.
“Pekerjaan berketerampilan rendah sangat baik diberikan pada orang yang sekarang menganggur dan jadi langkah pertama bagi mereka untuk kembali ke dunia kerja,” jelas Hanspal.
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )