JakartaDexpert.co.id – Merek mewah memang menjadi primadona bagi sejumlah orang. Tidak hanya membuat percaya diri, merek mewah dan ternama memberi kesan berkelas.
Meski demikian, bagi generasi Z di China sejumlah merek mewah saat ini sangat mereka hindari. Beberapa dari mereka tidak lagi mencari pengakuan dari rekan-rekan mereka dari memiliki produk merek ternama.
Lantaran konsumsi yang lemah ini menjadi penyebab utama perlambatan. Di mana penjualan ritel hanya tumbuh 2% pada bulan Juni dari tahun 2023.
Sejumlah merek kenamaan internasional seperti Hermes, Burberry, Hugo Boss, dan Swatch telah melaporkan penjualan yang rendah pada kuartal terakhir.
Para gen Z di China kini lebih menyukai fesyen yang mirip dengan merek ternama dengan harga lebih murah dibandingkan merek dengan logo terkenal.
Adapun pergeseran minat ini sebagian besar disebabkan oleh kemerosotan ekonomi di China yang telah mengurangi jumlah konsumen kelas menengah yang bercita-cita tinggi yang tertarik pada logo yang berani dan mencolok.
Kendati sedang diminati, namun produsen lokal di sana menjanjikan produk dengan harga relatif tinggi dengan kualitas yang sama dengan merek global teratas hanya saja tanpa logo.
Salah satunya produsen pakaian fesyen Chicjoc yang menjual mantel tweed herringbone seharga 3.200 yuan atau Rp 7 juta dan sangat laris. Penjualan mereka telah melonjak sejak tahun lalu, karena konsumen China mencari nilai yang lebih baik di tengah kepercayaan ekonomi yang goyah
Chicjoc mengatakan bahwa mantel yang mereka tawarkan memiliki kualitas yang sama dengan merek mewah ternama. Mantel tersebut dibuat dari kain Italia yang diperoleh dari pemasok Prada SpA dan Bottega Veneta.
(Sumber: CNBC.com )
Next Article
Hermes Rilis Jam Tangan Olahraga untuk Wanita, Harga Rp108 Juta