Jakarta, Dexpert.co.id – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf RI), Sandiaga Uno membentuk satuan tugas (satgas) khusus untuk menurunkan harga tiket pesawat di Indonesia yang termahal kedua di dunia.
Sandi mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah sudah melakukan rapat koordinasi yang menghasilkan sembilan langkah untuk mengatasi harga tiket pesawat, terutama rute domestik yang mahal di Indonesia. Namun, ia tidak merinci sembilan langkah yang dimaksud.
Sandi mengatakan, langkah-langkah tersebut tengah dikaji oleh sejumlah kementerian dan lembaga terkait, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kemenparekraf, dan kementerian atau lembaga terkait lainnya untuk membuat komponen lebih efisien sehingga dapat menurunkan harga tiket pesawat.
“Sudah diadakan rapat koordinasi dan sudah diperintahkan ada sembilan langkah ke depannya, termasuk pembentukan satgas untuk menurunkan harga tiket pesawat,” kata Sandi, dikutip dari akun Instagram resmi Kemenparekraf (@kemenparekraf.ri), Rabu (17/7/2024).
“Semua akan dikaji dan dipastikan bahwa industri penerbangan kita efisien, seperti industri penerangan di luar negeri,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Sandi menjelaskan bahwa satgas tersebut dibentuk khusus untuk mendorong efisiensi komponen pesawat. Jika komponen pesawat dapat diefisiensikan, harga tiket pesawat diklaim dapat lebih murah.
Menurut Sandi, ada empat penyebab meroketnya harga tiket pesawat di Indonesia dalam beberapa bulan belakangan ini, seperti tingginya minat penerbangan global pascapandemi, peran pendapatan kargo terhadap pendapatan perusahaan penerbangan, identifikasi rincian Cost Per Block Hour (CBH) yang merupakan komponen biaya operasi pesawat, dan adanya beban pajak hingga beban biaya operasional.
“Kebijakan ini nantinya akan dikomandai oleh Komite Supervisi Harga Tiket Angkutan Penerbangan Nasional,” tulis Kemenparekraf dalam unggahannya.
Sebelumnya, Menko Marves RI, Luhut Binsar Pandjaitan mengaku bahwa jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan negara berpenduduk tinggi, harga tiket penerbangan Indonesia memang tergolong sangat mahal. Bahkan, Indonesia menduduki negara dengan tiket termahal kedua di dunia setelah Brasil.
Guna mengatasi salah satu permasalahan yang kerap dikeluhkan oleh masyarakat ini, Luhut menegaskan bahwa pemerintah akan melakukan evaluasi operasi biaya pesawat, termasuk menganalisis rincian nilai Cost Per Block Hour (CBH).
“Kami menyiapkan beberapa langkah untuk efisiensi penerbangan dan penurunan harga tiket, misalnya evaluasi operasi biaya pesawat,” jelas Luhut dalam unggahan melalui akun Instagram pribadinya (@luhut.pandjaitan).
“Cost Per Block Hour (CBH) merupakan komponen biaya operasi pesawat terbesar [sehingga] perlu diidentifikasi rincian pembentukannya. Kami juga merumuskan strategi untuk mengurangi nilai CBH tersebut berdasarkan jenis pesawat dan layanan penerbangan,” sambungnya.
Sebagai informasi, CBH adalah waktu yang dihitung dari saat pintu pesawat ditutup dan di-pushed back saat akan terbang hingga pintu pesawat dibuka saat mendarat.
Next Article
Sandi Akui Diteror Masyarakat yang Protes Tiket Pesawat Mahal
(rns/rns)