Jakarta, Dexpert.co.id – Kemampuan ChatGPT, chatbot dari OpenAi telah memicu lonjakan minat dan investasi baru dalam teknologi kecerdasan buatan.
Namun akhir pekan lalu, CEO OpenAI memperingatkan bahwa strategi penelitian yang melahirkan bot itu sudah kadaluwarsa. Tidak jelas seperti apa teknologi terbaru yang akan menunjang platform masa depan tersebut.
OpenAI memberikan gebrakan dalam teknologi AI yang bekerja dengan bahasa dalam beberapa tahun terakhir dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin yang ada.
GPT-4, proyek terbaru mereka, dilatih menggunakan triliunan kata dalam bentuk teks dan ribuan chip komputer yang kuat. Prosesnya menelan biaya lebih dari US$100 juta.
Tetapi CEO OpenAI, Sam Altman, mengatakan kemajuan tidak akan datang dari membuat model yang lebih besar dan canggih.
“Saya pikir kita berada di akhir era di mana akan language model tak akan bisa lebih besar lagi,” katanya, dikutip dari Wired, Selasa (18/4/2023).
“Kami akan membuatnya [ChatGPT] lebih baik dengan cara lain,” imbuhnya.
Deklarasi Altman menunjukkan putaran tak terduga dalam perlombaan untuk mengembangkan dan menerapkan algoritma AI baru.
Sejak OpenAI meluncurkan ChatGPT pada November tahun lalu, Microsoft telah menggunakan teknologi dasar untuk menambahkan chatbot ke mesin pencari Bing-nya. Google juga telah meluncurkan chatbot saingan yang disebut Bard.
Banyak perusahaan ikut bereksperimen dengan menggunakan generasi baru chatbot untuk membantu pekerjaan atau tugas pribadi.
Sementara itu, banyak perusahaan rintisan yang didanai dengan baik, termasuk Anthropic, AI21, Cohere, dan Character.AI, mengerahkan sumber daya yang sangat besar untuk membangun algoritma yang lebih besar dalam upaya mengejar ketertinggalan teknologi OpenAI.
Pernyataan Altman menunjukkan bahwa GPT-4 bisa menjadi kemajuan besar terakhir yang muncul dari strategi OpenAI untuk membuat model lebih besar dan memberi mereka lebih banyak data.
Dia tidak mengatakan strategi atau teknik penelitian seperti apa yang mungkin dapat menggantikannya. Dalam makalah yang menjelaskan GPT-4, OpenAI mengatakan perkiraannya menunjukkan hasil yang semakin berkurang pada peningkatan ukuran model.
Altman mengatakan ada juga batasan fisik berapa banyak pusat data yang dapat dibangun perusahaan dan seberapa cepat dapat membangunnya.
Nick Frosst, salah satu pendiri di Cohere yang sebelumnya bekerja di divisi AI Google, mengatakan perasaan Altman bahwa menjadi lebih besar bukan berarti akan bekerja tanpa batasan.
Dia juga percaya bahwa kemajuan jenis model pembelajaran mesin di GPT-4 dan para pesaingnya, berada di luar penskalaan.
“Ada banyak cara untuk membuat transformer dengan cara yang lebih baik dan lebih berguna, dan banyak di antaranya tidak melibatkan penambahan parameter ke model,” katanya.
Frost mengatakan bahwa desain model AI baru dan penyetelan lebih lanjut berdasarkan respon manusia adalah arah yang menjanjikan yang sudah dieksplorasi oleh banyak peneliti.