Jakarta – El Salvador jadi negara pertama di dunia yang menjadikan Bitcoin sebagai mata uang resmi negara. Namun keputusan tersebut tak didukung oleh sejumlah penduduknya.
Para Rabu (15/9/2021), ribuan warga El Salvador memprotes pengenalan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Mereka juga menentan reformasi peradilan yang digelar pemerintah.
Pada hari perayaan dua abad kemerdekaan El Salvador dari kekuasaan Spanyol, pengunjur rasa membakar ATM Bitcoin di ibu kota San Salvador. Saat ini pemerintah menyediakan 200 mesin ATM Bitcoin.
Para pengunjuk rasa di alun-alun pusat ibu kota mengangkat tinggi-tinggi plakat yang mengecam ” kediktatoran” dan tulisan “hormati konstitusi” dan “tidak untuk Bitcoin”.
Presiden El Salvador Nayib Bukele mengutuk aksi unjuk rasa tersebut dan menyebut. Dalam upacara yang disiarkan televisi ia menyebut pemrotes itu dibiayai oleh “komunitas internasional”, seperti dikutip dari AFP, Kamis (16/9/2021).
Warga mengutuk reformasi peradilan karena aturan baru memberhentikan semua hakim berusia di atas 60 tahun atau mereka yang memiliki masa kerja lebih dari 30 tahun.
“Republik dalam bahaya, itu sebabnya kami menuntut penghormatan atas kekuatan independensi kekuatan,” ujar Zaira Navas, seorang aktivis kelompok hak asasi Cristosal.
“Kami berbaris karena kami tidak menginginkan undang-undang Bitcoin karena tidak menguntungkan kami,” ungkap Natalia Belloso, 41, yang mengenakan kaus putih bertuliskan tidak untuk Bitcoin. “Bitcoin sangat fluktuatif.”
Para ahli dan regulator telah mengungkapkan kekhawatirannya soal penggunaan Bitcoin sebagai mata uang resmi El Salvador. Fluktuasi harga Bitcoin berpotensi meningkatkan inflasi harga di negara dengan kemiskinan dan pengangguran tinggi ini. Pengguna juga tidak terlindungi dari fluktuasi uang kripto populer itu.
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )