Jakarta – Adanya varian Delta telah menyingkirkan tiga varian Covid-19 lainnya dari perhatian Badan Kesehatan Dunia (WHO). Adapun tiga varian Covid-19 lain tersebut, yakni Alpha, Beta, dan Gama yang hanya mewakili sebagian kecil sampel yang diurutkan.
“Masing-masing Alpha, Beta dan Gamma saat ini beredar hanya kurang dari 1%. Penyebaran ini benar-benar didominasi Delta di seluruh dunia,” kata Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove dikutip dari AFP, Rabu (22/9/2021).
Varian Delta menjadi varian lebih kuat dan lebih menular, menggantikan virus lain yang beredar. WHO mencatat kini Delta telah terdeteksi tersebar di lebih dari 185 negara.
Kerkhove mengatakan semua virus bermutasi dari waktu ke waktu, termasuk SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan penyakit Covid-19. Selama akhir 2020, munculnya varian yang menimbulkan peningkatan risiko terhadap kesehatan masyarakat global.
Hal ini pun mendorong WHO untuk mulai menggolongkannya sebagai varian yang diperhatikan (variants of interest/VOI), dan varian yang lebih mengkhawatirkan (variants of concern/VOC). Klasifikasi ini diharapkan bisa menjadi informasi dan menentukan langkah serta respon terhadap pandemi di masing-masing negara.
Pemberian nama varian tersebut menggunakan huruf alfabet Yunani, untuk menghindari stigmatisasi negara-negara yang pertama kali mendeteksi mereka. Selain empat varian yang menjadi perhatian, ada juga lima varian yang termasuk VOI, tetapi Van Kerkhove mengatakan tiga di antaranya yakni Eta, Iota dan Kappa, sekarang sedang diturunkan ke varian yang sedang dipantau.
“Ini benar-benar karena perubahan sirkulasi dan varian yang diminati hanya kalah bersaing dengan varian yang menjadi perhatian. Mereka hanya tidak bertahan,” katanya.
[Dexpert.co.id]
(rah/rah)