Jakarta – World Health Organization (WHO) meminta para pemimpin dunia untuk menunda (moratorium) pemberian vaksin Covid-19 booster (suntikan ketiga) selama sebulan.
Tujuannya agar negara miskin mendapatkan jatah vaksin dan menyuntikkan dosis pertama kepada banyak warganya. Saat ini sudah 5 miliar dosis vaksin yang disuntikkan di mana 75% diantaranya didapatkan 10 negara, menurut data WHO.
“Itulah mengapa saya menyerukan moratorium booster, setidaknya sampai akhir bulan ini untuk memungkinkan negara-negara terbelakang untuk mengejar ketinggalan,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu (2/9/2021).
Direktur badan kesehatan global mengatakan beberapa negara berpenghasilan tinggi telah memvaksin 50% populasi orang dewasa, sementara negara-negara berpenghasilan rendah, termasuk banyak di Afrika, masih memiliki tingkat vaksinasi orang dewasa kurang dari 2%.
Vaksin Covid-19 booster mungkin diperlukan untuk mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau kekebalan yang berkurang, “tetapi untuk saat ini, kami tidak ingin melihat penggunaan booster secara luas untuk orang sehat yang telah divaksinasi sepenuhnya,” kata Tedros.
Menurut data CDC, hampir 1 juta vaksin Covid-19 booster telah diberikan di AS sejak pejabat kesehatan mengizinkan booster vaksin Pfizer atau Moderna kepada orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Presiden AS Joe Biden mengatakan AS berencana untuk mendistribusikan suntikan Covid-19 booster secara luas mulai 20 September, sambil menunggu izin dari Food and Drug Administration (FDA) dan CDC.
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )