Jakarta, Dexpert.co.id – Kondisi geopolitik antara China dan Amerika Serikat (AS) makin panas dan merembet ke mana-mana. Sejak tahun lalu, kedua negara saling blokir teknologi.
Mulai dari AS yang memblokir TikTok di lingkungan pemerintahan, hingga melarang ekspor komponen alat manufaktur canggih untuk produksi chip ke China.
Beijing tak tinggal diam. Xi Jinping melarang ekspor material penting untuk pembuatan chip, yakni gallium dan germanium. Terbaru, China diisukan memboikot penggunaan iPhone bagi PNS dan karyawan perusahaan yang terafiliasi dengan pemerintah.
Tak lama berselang, ketegangan makin runcing lantaran pabrikan China, Huawei, secara misterius merilis Mate 60 Pro yang sudah menggunakan chip canggih dan mendukung jaringan 5G.
Padahal, AS telah memasukkan Huawei dalam daftar hitam sejak 2019. Huawei tak memiliki akses untuk mendapatkan teknologi chip canggih AS untuk mengembangkan HP 5G.
Kehadiran Mate 60 Pro menjadi tamparan bagi Joe Biden. Washington menuduh Huawei melanggar sanksi dagang dan diam-diam menggunakan teknologi AS untuk memproduksi chip canggih dengan bantuan SMIC.
Selengkapnya, berikut update terbaru ‘perang’ teknologi baru China dan AS yang melibatkan Huawei dan Apple, dirangkum dari CNBC International, Selasa (19/9/2023).
Huawei Mate 60 Pro Pukulan Bagi Joe Biden
Selama bertahun-tahun, AS secara ketat mengawasi gerak-gerik Huawei di negaranya. Menurut otoritas Negeri Paman Sam, Huawei berisiko membahayakan keamanan nasional.
Huawei dituduh terafiliasi dengan Partai Komunis dan militer China. Hal ini sudah berkali-kali dibantah pihak Huawei.
Puncaknya pada 2019, pemerintahan Donald Trump menetapkan sanksi yang membuat Huawei tak bisa mengakses teknologi kunci AS. Antara lain chip 5G, software Google, dan prosesor mobile.
Hal ini membuat Huawei ‘pincang’ seketika dan memengaruhi bisnis smartphone-nya di seluruh dunia. Namun, perlahan Huawei bangkit.
Pertama, Huawei mengembangkan sistem operasi sendiri, Harmony OS, yang menggantikan peran Android OS. Kini, Huawei pun kembali membuktikan kebolehannya dengan meluncurkan chip 5G Kirin 9000S untuk Mate 60 Pro.
Chip itu diproduksi oleh pabrikan asal Shanghai, SMIC. Sebagai informasi, Huawei adalah salah satu pabrikan HP yang merancang sendiri prosesor untuk smartphone-nya. Selain Huawei, Apple dan Samsung juga melakukan hal serupa.
Chip Huawei dikembangkan oleh divisi internal HiSilicon. Selama ini produksinya dibantu oleh pabrikan Taiwan TSMC yang juga membuat chip untuk produk Apple.
TSMC memproduksi chip dengan menggunakan teknologi AS. Dengan sanksi dagang yang dikeluarkan AS, maka TSMC tak bisa lagi memasok chip untuk Huawei sejak 4 tahun lalu.
TSMC merupakan manufaktur chip mobile paling canggih di dunia. Selama ini, tak ada pabrikan China yang bisa memproduksi chip seperti TSMC.
Namun, predikat itu agaknya tak lagi relevan. SMIC yang menjadi vendor baru Huawei untuk memproduksi chip nyatanya mampu membuat Kirin 9000S dengan dukungan 5G. Sama seperti Huawei, SMIC juga masuk daftar hitam AS.
Mengetahui beberapa fakta di atas, wajar saja pemerintah AS ketar-ketir. Dua perusahaan China yang dilarang mengakses teknologi AS ternyata mampu menghasilkan HP 5G canggih secara mandiri.
Huawei Pakai Teknologi AS atau Tidak?
Pemerintahan Joe Biden curiga keberhasilan Huawei dan SMIC mengembangkan chip 5G karena kedua perusahaan telah melanggar sanksi dagang dan diam-diam menggunakan teknologi AS.
Huawei memang tak secara gamblang menyebut bahwa Kirin 9000S mendukung konektivitas 5G. Namun, setelah dipreteli, chip itu ternyata memiliki kecepatan internet setara HP 5G premium di pasaran saat ini.
Menurut TechInsights, Kirin 9000S menggunakan proses manufaktur 7nm. Selama bertahun-tahun, SMIC kesulitan memproduksi chip 7nm karena membutuhkan teknologi dan mesin canggih.
Salah satunya paket mesin pencetak Extreme Ultraviolet (EUV). Mesin ini dikembangkan oleh perusahaan Belanda, ASML. Pemerintah AS juga melarang perusahaan tersebut untuk mengirim mesinnya ke China.
Menurut Vice Chair dari TechInsights, Dan Hutcheson, SMIC berhasil membuat chip 7nm tanpa alat canggih dari ASML. Tak ada bukti yang menunjukkan bahwa ada campur tangan mesin ASML dalam proses pembuatan Kirin 9000S.
“Kirin 9000S membuktikan peningkatan kemampuan teknis di industri semikonduktor China. Mereka mampu membuat chip canggih tanpa alat EUV,” kata dia.
Menurut Deputy Director Takshashila Institution, Pranay Kotasthane, ada kemungkinan SMIC menggunakan alat manufaktur lama yang dimodifikasi untuk memproduksi Kirin 9000S.
Pertanyaan selanjutnya, apakah kemampuan SMIC menciptakan chip 7nm bisa efisien dan menguntungkan di skala yang lebih besar. Hingga kini Huawei dan SMIC belum berkomentar soal ini.
China Dituduh Blokir iPhone, Xi Jinping Bantah
Di tengah kehebohan soal Huawei, pemerintahan Xi Jinping kembali menjadi pusat perhatian. Dalam beberapa pekan terakhir, beredar rumor bahwa China melarang penggunaan iPhone bagi PNS dan karyawan perusahaan yang terafiliasi dengan pemerintah.
Bahkan, beberapa sumber menyebut ada anjuran untuk mengganti iPhone mereka dengan produk lokal seperti Huawei.
Setelah beberapa saat menjadi simpang-siur, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China akhirnya buka suara. Ia mengatakan pemerintah belum mengeluarkan perintah larangan apapun terhadap iPhone.
Kendati begitu, perwakilan Kemenlu China mengatakan iPhone memiliki isu keamanan. Untuk itu, pemerintah akan terus mengawasinya dan tak segan-segan bertindak tegas bagi semua perusahaan yang tak mementingkan keamanan pengguna.
Tindakan tegas tersebut, kata dia, tak cuma berlaku untuk iPhone tetapi juga produk buatan lokal.
Meski akhirnya menolak pemberitaan yang beredar, tetapi dampak isu pemblokiran iPhone bagi Apple langsung terasa. Pada pekan lalu, saham Apple sempat anjlok selama dua hari berturut-turut, meski kemudian bangkit kembali.
iPhone Bisa Tamat di China Gara-Gara Huawei
Menurut peneliti senior di firma IDC, Will Wong, kebangkita Huawei akan mengancam posisi Apple di China, apalagi di tengah konflik yang terjadi. Padahal, China merupakan salah satu pasar penting dan terbesar bagi Apple.
“Huawei memiliki citra brand yang sama premium dengan Apple. Selain itu, Huawei juga merupakan produk kebanggaan nasional di China,” kata Wong.
Selama bertahun-tahun, iPhone menjadi ponsel yang paling laris di China. Posisi Apple makin dominan lantaran Huawei tak bisa merilis HP 5G dalam 4 tahun terakhir.
Namun, kini Apple sepertinya perlu siaga. Mate 60 Pro menjadi pembuktian awal Huawei. Namun, kata Wong, Huawei akan menyiapkan ‘kejutan’ lainnya.
“Ancaman dari Huawei terletak pada pengembangan teknologinya yang terus konsisten. Bukan cuma soal chip, tetapi juga relevansi. Contohnya, Huawei sudah mengembangkan HP lipat,” Wong menuturkan.
Hingga kini, belum ada tanda-tanda Apple akan merilis HP lipat yang diramalkan akan ramai peminat mulai tahun ini.
Artikel Selanjutnya
‘Perang’ AS-China Penentu Masa Depan Manusia, Ini Kata Pakar
(fab/fab)