Jakarta – Ancaman kiamat internet jadi salah satu topik yang banyak dibicarakan setelah peneliti Universitas California Sangeetha Abdu Jyothi merilis laporan yang berjudul Solar Superstorms: Planning for an Internet Apocalypse. Bisakah dicegah?
Kiamat internet digambarkan ketika sebagian besar koneksi internet di Bumi terputus selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Hal ini membuat manusia tidak bisa terkoneksi secara global padahal internet sudah jadi kebutuhan manusia sehari-hari.
Dalam penelitian tersebut diungkap adanya potensi badai Matahari ekstrem dan bisa membuat internet terputus. Badai Matahari ekstrem dapat memicu badai geomagnetik atau gangguan medan magnet Bumi.
Hal ini bisa memengaruhi kabel internet bawah laut yang menghubungkan antar benua. Kabel tersebut memiliki repeater yang bisa meningkatkan sinyal optik, dan jaraknya sekitar 30-90 mil.
Negara yang pertama kali akan terdampak saat terjadi badai geomagnetik dahsyat adalah negara yang berada di lintang tinggi seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
“Dampak ekonomi dari gangguan internet selama sehari di AS diperkirakan mencapai US$7 miliar lebih. Bagaimana jika jaringan tetap tidak berfungsi selama berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan?” ujar Abdu Jyothi, dikutip dari Live Science, Selasa (14/9/2021).
Dia menyarankan untuk operator jaringan bisa meletakkan lebih banyak kabel di garis lintang rendah karena wilayah ini paling rendah risiko terdampak badai Matahari ekstrem. Selain itu mengembangkan tes ketahanan dengan fokus untuk kegagalan jaringan skala besar.
Kabar baiknya peluang fenomena badai Matahari ekstrem cukup kecil, hanya 1,6% hingga 12% per dekade. Badai matahari yang memengaruhi Bumi yang tercatat dalam sejarah terjadi pada 1859 dan 1921.
Dalam kejadian sebelumnya bernama Peristiwa Carrington membuat gangguan geomagnetik begitu parah di Bumi serta membuat kabel telegraf terbakar. Dalam skala kecil, badai Matahari pada Maret 1989 juga dapat membuat gangguan internet. Saat itu internet padam di seluruh Quebec Kanada dalam waktu sembilan jam.
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )