Jakarta – Pelaksana Tugas Deputi Penguatan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erry Ricardo Nurzal mengungkapkan perkembangan terkini perihal risetĀ Vaksin Merah Putih di tanah air.
Berbicara dalam webinar Society of Indonesian Science Journalists bertajuk ‘Kemajuan Riset Vaksin Merah Putih: Tantangan dan Peluangnya Terkini” yang berlangsung pada, Senin (23/8/2021), Erry mengungkapkan ada 7 institusi yang mengembangkan Vaksin Merah Putih di Indonesia.
Berikut adalah perinciannya:
- LBM Eijkman
- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
- Universitas Indonesia (UI)
- Universitas Airlangga (Unair)
- Institut Teknologi Bandung (ITB)
- Universitas Gadjah Mada (UGM)
- Universitas Padjajaran (Unpad)
Menurut dia, masing-masing institusi melakukan riset dengan platform yang berbeda. Misalnya LBM Eijkman menggunakan protein rekombinan, sedangkan Unair menggunakan inactivated virus.
“BRIN sangat men-support pengembangan vaksin tersebut. Yang paling terdepan ini Eijkman dan Bio Farma yang Insya Allah nanti akan keluar juga tahun depan. Begitu juga dengan Unair dan Biotis yang juga Insya Allah akan keluar tahun depan,” kata Erry.
Menurut dia, dukungan BRIN tidak hanya dari sisi pendanaan, melainkan juga fasilitas.
“Juga sudah ada koordinasi dengan Kementerian Kesehatan bahwa dari sisi riset, jadi mulai dari riset skala lab kemudian ekspresi vektor sampai kemudian bibit vaksin dan juga kemudian produksi GMP sampai uji praklinis itu di-support oleh BRIN. Lalu uji klinis fase I-III sampai izin edarnya insya Allah itu di-support oleh Kemenkes,” ujar Erry.
“Tentu BRIN juga berfokus memfasilitasi periset dan mitra industri untuk mencapai target well scientifically proven dan juga diupayakan harus memenuhi standar regulasi dari otoritas. Sehingga Vaksin Merah Putih siap dihilirkan,” lanjutnya.
[Dexpert.co.id]
(miq/roy)