Jakarta – Presiden Hisense, Jia Shaoqian punya prediksi soal kekurangan chip global. Menurutnya masalah ini kemungkinan akan bertahan 2-3 tahun sebelum akhirnya berakhir.
Kekurangan pasokan Chip ada kaitannya dengan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Keputusan pemerintahan Donald Trump mensyaratkan izin khusus untuk teknologi AS membuat TSMC, produsen chip terbesar China mengalami kesulitan memproduksi chip semikonduktor.
Kelangkaan chip semikonduktor telah membuat produsen barang elektronik seperti televisi, smartphone hingga mobil kesulitan mendapatkan pasokan. Dampaknya biaya produksi telah naik yang bisa mempengaruhi harga barang.
Namun menurut Jia, “tidak ada masalah besar’ dengan masalah perdagangan global. Dia memprediksi dalam 2-3 tahun persoalan chip akan selesai, namun jika tidak ada masalah lanjutan.
“Jika ada sanksi dari perdagangan dan ekonomi antara negara berlanjut, ini sulit untuk diperkirakan,” ungkap Jia kepada CNBC Internasional, Jumat (15/10/2021).
Hisense Group Holding Co merupakan perusahaan pembuat TV dan peralatan rumah tangga. Masalah chip ini juga berdampak pada perusahaan berbasis di Qingdao.
Menurut Jia, masalah ini membuat biaya produksi produknya membengkak. Namun nyatanya bisnis tetap berjalan normal.
“Hisense membuat peralatan rumah tangga dan barang konsumsi, ini membutuhkan chip yang relatif sederhana. Meskipun pasokan terbatas dan biaya jadi lebih tinggi, bisnis kami tetap normal,” jelas Jia.
Jia mengatakan kebanyakan chipnya diimpor ke China. Produk akhir diproduksi juga di negara tersebut sebelum akhirnya dikirim ke luar negeri.
Sementara itu, eksekutif dari global memperkirakan kekurangan chip masih akan berlangsung hingga tahun depan. Bahkan beberapa diantaranya percaya dapat lebih lama lagi.
Seorang peneliti dari Forrester, Glenn O’Donnell mengatakan harga perangkat kemungkinan akan naik pada akhir tahun lagi. Di 2022, harganya pun tetap melonjak lebih tinggi lagi.
“Dengan demikian harga smartphone dan semuanya sudah naik. Kami memperkirakan kenaikan ini 10 persen pada akhir tahun dan meningkat lebih tinggi hingga 2022,” kata dia, kepada The Sraits Times.
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )