Jakarta – CEO DeBio Network Pandu Sastrowardoyo mengungkapkan kesehatan dan digitalisasi menjadi perhatian masyarakat di masa pandemi Covid-19. Pada segmen bioinformatika dan biomedis ada potensi pasar hingga US$ 13,7 miliar yang bisa digarap oleh DeBio.
“Pasar ini bukan hanya mereka yang ingin menjaga privasi, tapi mereka yang memiliki concern kesehatan. Misalnya ketika pandemi ini banyak tes kesehatan yang dilakukan, dan banyak orang yang tidak bisa ke luar rumah bisa menggunakan DeBio. Kami bisa mengatur dengan laboratorium terdekat dan hasilnya akan dikirimkan pada pengguna,” kata Pandu dalam CNBC Indonesia Tech Conference 2021, Selasa (14/9/2021).
Sementara ketika pandemi Covid-19 berakhir, Pandu menilai DeBio tetap memiliki potensi pasar yang besar, terutama bagi masyarakat yang sadar pentingnya kesehatan dan ingin mengetahui data genetika dirinya. DeBio memungkinkan masyarakat melakukan tes genetika secara pribadi dan memiliki hasilnya sepenuhnya. Selain itu, perusahaan juga menjalin kerja sama dengan banyak laboratorium untuk memperluas layanan dan menjamin keamanannya.
“Kami bisa menjadi seperti Amazon untuk laboratorium dan memudahkan pengguna untuk mengirimkan sampelnya,” ujarnya.
Selama ini penyedia layanan kesehatan tidak dapat menjamin jaminan keamanan data pasien mereka. DeBio Network bertujuan untuk merevolusi industri biomedis yang ada saat ini dengan memberikan pasien kedaulatan penuh atas data mereka menggunakan teknologi blockchain paling mutakhir. Pengenalan blockchain di ekosistem teknologi saat ini memainkan peran besar di sektor keuangan, tetapi penggunaan yang ditawarkan oleh blockchain lebih dari sekadar keuangan melainkan juga kesehatan.
“Kami percaya bahwa masa depan data medis sebagian bergantung pada penggunaan blockchain, terutama dalam spesialisasi kasus penggunaan teknologi serta interoperabilitas,” kata Pandu.
Dalam susunan teknologi DeBio memiliki ekosistem bioinformatika dan biomedis yang profesional dan menjamin kedaulatan pasien. Solusi teknologi yang dihadirkan seperti autentikasi terdesentralisasi hingga penyimpanan file terdesentralisasi.
Untuk melakukan staking data biomedis, DeBio Network akan meng-host data-data biomedis anonim dari penggunanya di penyimpanan data pribadi, dan sepenuhnya terpisah dari The InterPlanetary File System (IPFS). Pengguna yang ingin melakukan staking data mereka perlu mendekripsi dan mengunggah data biomedis mereka ke penyimpanan data pribadi DeBio.
“Meski mentransfer data biomedis yang didekripsi ke penyimpanan data pribadi kami terdengar menakutkan, DeBio Network akan menerapkan konsep komputasi privasi dalam penyimpanan data kami untuk melindungi privasi Anda,” ujarnya.
Hanya setelah mendapatkan persetujuan pengguna, kumpulan data tersebut kemudian dikumpulkan melalui compute-to-data proxy milik Ocean. Pihak ketiga selanjutnya akan dapat membuat analitik dan mengolah data meski kumpulan data tersebut tidak keluar dari tempat penyimpanannya.
“Salah satu alasan saya menciptakan DeBio adalah untuk membantu perkembangan penelitian genetik dengan menciptakan pasar data genetik yang sepenuhnya anonim. DeBio adalah sistem ekonomi baru untuk genomik-memungkinkan kedaulatan genetik, memastikan partisipasi laboratorium yang lebih kecil sambil meningkatkan penelitian genetik. Semua dilakukan di atas model seperti DeFi yang sepenuhnya terdesentralisasi,” ungkap Pandu.
[Dexpert.co.id]
(rah/rah)